Minggu, 05 Mei 2013

Gereja Bersejarah Surabaya 3 - GKJW Gubeng


Gereja Klasik Surabaya
Kental Arsitektur Belanda


Gereja Kristen Jawi Wetan atau singkatnya GKJW telah menjadi salah satu aliran kristiani di Kota Surabaya. Bukti nyata dari keberadaan GKJW yakni bangunan Gereja yang disebut juga sebagai GKJW GUBENG. Konon bangunan gereja ini telah berdiri lebih dari delapan puluh delapan tahun lamanya. Hingga kini, bangunan gereja yang memiliki tulisan aksara jawa diatas pintu gernang gereja tersebut tersebut masih kokoh berdiri di Jalan Mayjend Prof. Dr. Mustopo 25-27, Gubeng, Surabaya.

GKJW Gubeng masih kental dengan arsitektur Belanda, yakni halaman yang luas serta taman-taman kecil yang asri nan terawat. Hal tersebut membuat pemandangan gereja tampak kontras dengan bangunan modern di sekitarnya. Napak tilas gereja yang kini memiliki 2700 jemaat itu memang erat sejarahnya dengan zaman kolonial Belanda. Nuansa perpaduan khas Jawa-Eropa begitu terasa yakn bangunan gereja yang bercita rasa Eropa, namun dengan jemaat yang mayoritas berwajah Jawa menjadi satu sisi keunikan gereja yang berwarna putih ini.

Tak disangka, pioner GKJW yang berada di Gubeng ini ialah seorang Jerman yang berprofesi sebagai tukang arloji di daerah Peneleh, Surabaya.  Tokoh tersebut bernama Johanes J. Emde yang dilahirkan pada 18 Desember 1774 dari keluarga yang berprofesi sebagai molenar, atau tukang kincir angin di Schimilinghauzen-Arolzen Jerman. Konon, pada usia remaja ia merantau bekerja keluar dari desanya. Pada tahun 1811, Johanes menikah dengan perempuan bangsawan Jawa bernama Amarentia Manuel (nama baptis, tidak diketahui nama aslinya). Mereka mempunyai anak perempuan bernama Johana Wilhelmina.

Tahun 1861 jumlah orang Jawa Kristen yang ada di Surabaya hanya 56 orang, yakni 46 dewasa dan 10 anak. Atas bantuan Het Hulpzendeling Genootshcap akhirnya mereka mendapatkan sebuah gereja kecil untuk ibadah. Pada tahun 1911, seorang jemaat yang bekerja sebagai jaksa mempersilahkan sebagian rumahnya untuk dipakai sebagai tempat ibadah. Akhirnya pada tahun1924 berdirilah gedung gereja permanen di Gubeng Viaduct, sekarang Prof. Dr. Mustopo. jo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar