Minggu, 27 Januari 2013

Cekal SIM Kandangkan KENDARAAN

Sanksi Alternatif Bagi Pelanggar Lalu Lintas 1

 
2013 Kemacetan di Surabaya diperkirakan akan bertambah 30%. Sebuah kenaikan yang fantastis bukan?.. Nah kalau itu benar terjadi, yang menjadi sorotan antara lain:
Apakah kenaikan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan kapasitas jalan raya?
Apakah hukum dinegara kita masih ditaati? karena hukum tidak hanya mengatur keselamatan pengguna jalan saja. Hukum lalu lintas seharusnya bisa menertibkan para penguna jalan sehingga kondisi jalan raya bisa lebih teratur alias tidak uyel-uyelan atau sumpek.

Bila selama ini hukum kita mengenal sistem tilang atau denda, alangkah baiknya sistem punishment tersebut dikaji ulang. Pandangan saya, dengan sistem menilang tidak semerta merta membuat jera si Pelaku untuk menggulanginya lagi, apalagi kalau jumlahnya bisa ditekan dengan jalan “dibantu” dalam siding. mereka dengan seenaknya bisa lepas tanggung jawab. Padahal bila kita sadari lebih dalam, yang rugi tidak hanya pelanggar saja.. melainkan orang banyak yang serta merta merasakan kerugian tersebut. Entah itu kehilangan waktu, ikut merasakan stress, dan mungkin juga korban materi.

kedua, bagi yang memiliki duit banyak, dengan hanya menilang, pelaku kalau bisa membayar tentu saja sudah puas diri dan pastinya tidak ada rasa malu akan kesalahannya. Akhir kata, mereka nggampangno alias meremehkan. Saya percaya pak polantas khan juga tidak mau diremehkan khan kesatuannya? apalagi sampai tidak dihargai dan dengan gampangya dibeli dengan uang lembaran 50-100 ribuan.. Saya rasa harga label anda lebih dari nilai itu. Karena itulah, biar jera sekali-kali jangan ditilang saja, berikan sanksi yang lain agar membuat pelaku sedikit banyak kapok untuk menggulanginya lagi

Berikut beberapa alternative yang mungkin bisa membuat pengguna jalan sedikit banyak respek pada hukum lalu lintas.

Cabut atau Cekal SIM

Banyak kasus diluar negeri yang bisa kita lihat dimana para penguna jalan raya membahayakan yang lain jiwa SIM-nya dicabut. hal itu bisa beberapa waktu atau bahkan waktu yang lebih lama semisal setahun atau bahkan lebih. Bila memang dirasa perlu cekal selamanya. Bila dalam masa penyekalan masih saja mengendarai kendaraan bermotor, maka sanksinya jelas akan lebih berat lagi. Apalagi bila terbukti menggunakan SIM palsu.

Bila ini dilakukan, mungkin pada saat pertama kali, si pelanggar akan susah sendiri, dan tidak mungkin baginya akan menggantungkan kebutuhannya pada kerabatnya. jelas sudah kalau dia sadar dia akan merpotkan orang lain maka dia akan menggunakan jasa tranportasi masal. nah hal ini bisa saja membuat jalanan semakin sedikit pengendara pribadi dan ugal-ugalan. Sehingga bisa mengurangi resiko kecelakaan, ketertiban, kemacetan.

Untuk mengontrol SIM yang dicabut, selain menggelar operasi terpadu dan berkala, tidak ada salahnya bila mana polisi juga berintegrasi dengan tempat umum yang menyediakan lahan parkir. Selama ini petugas parkir hanya memeriksa STNK, maka kenapa tidak sekalian saja SIM-nya juga diperiksa. Dengan kata lain, kalau tidak punya SIM atau STNK, tidak bisa parkir.



Kandangkan Kendaraan

Selain cabut SIM, wacana cekal kendaraan atau dikandangkan juga bisa digunakan. Kita semua tahu, orang Indonesia paling pintar mengakali sistem hukum dinegara kita. sejatinya tidak ada yang salah dengan kendaraan, tapi ya itu.. ini salah satu terobosan. Kandangkan kendaraan yang terlibat kecelakaan atau melanggar lalu lintas.

Sebenarnya bisa saja Polisi tidak langsung cekal kendaraan tersebut dijalan raya. Berikan toleransi waktu, bilamana kendaraan tersebut, yang diketahui dari nomer serinya terlibat kecelakaan atau pelanggaran lagi apa boleh buat dikandangkan! bisa didalam markas polisi atau bisa dirumah pelaku dengan catatan khusus.   

Bila pelanggar dicabut sim atau kendaraan dicekal, bisa jadi dua-duanya, harapannya menurunkan jumlah pengguna jalan yang tidak tertib aturan. kedua, bila mereka dan kendaraannya dicekal maka mereka akan lebih banyak menggunakan transportasi public. Nah kalau sudah begini ya pilihan ada dimereka, mau naik transportasi public yang saat ini masih belum menjanjikan dan jauh dari kenyamanan atau tertib dijalan?.. dampak tidak langsung lainnya ialah penurunan angka kepadatan lalu lintas.

Hal ini tidak hanya berlaku bagi pengguna R2 saja melainkan semua pengguna jalan. Dan seluruh polisi dikerahkan dalam arti hindari praktek suap menyuap dijalan raya. kalau itu masih ada, ya percuma saja. Walau dengan Hukuman superberat dan sistem super canggih takkan bisa bagus.

To be continued..  

Kamis, 17 Januari 2013

KISAH SEORANG ISTRI YANG BARU MENIKAH

Joke & Humor Segar

KISAH SEORANG ISTRI YANG BARU MENIKAH ...


Sepasang suami istri baru menikah, si suami ingin memberikan surprise pada istri yang cantik jelitanya, suatu hari si suami berkata kepada istrinya:

“Sayang, kita pergi yuk, tapi mata kamu harus ditutup yah…!”

“Kok harus ditutup sih mas…?” kata istrinya

“Yah, pokoknya ada sesuatu untukmu….. “

Merekapun berangkat dengan menggunakan taxi, begitu sampe di tempat yang dituju mereka turun, kemudian si suami mengajak istrinya masuk ke rumah baru yang dijadikan sebagai surprise untuk istrya, tapi si suami masih belum mengijinkan istrinya membuka tutup mata.

Ternyata si istri ingin buang angin, tapi karena masih malu sama suaminya si istri pura-pura minta tolong dibikinin minuman

“Mas, ambilin saya minum dong…!”

Suaminya kemudian pergi mengembil minuman, ketika suaminya pergi si istri buang angin “tuuuut..”

Pas si suami datang membawa minuman, ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dia bilang ke suaminya …

“Mas minumannya kurang manis, tambahin gula lagi yah….”

Si suami pergi lagi untuk menambahkan gula pada minuman istrinya, ketika suaminya pergi si istri kentut lagi “tuuuuuut… .”

Kemudian si suami datang lagi untuk memberikan minuman, tapi ternyata si istri masih ingin buang angin, akhirnya dengan berberat hati si istri minta ditambahkan gula lagi, saat si suami pergi istrinya kembali buang angin “Tuuuuut”

Akhirnya si istri merasa lega karena telah selesai dari keinginan buang anginnya. Ketika si suami tiba dan menyerahkan minuman, kemudian si suami membuka tutup mata si istrinya, si istri terkejut karena ternyata di rumah sudah banyak orang dan disampingnya ada mertuanya, sambil malu-malu si istri bertanya pada mertuanya, “Oh Bapak, sudah lama datang..?”

Kemudian sang mertua menjawab,

“Sudah, sejak kentutan pertama …” Gudubrrrrrrrraaaaaaaaaak.. 


Rabu, 16 Januari 2013

Memori Double Decker di Kota Pahlawan



Moda Raksasa Di Dekade 80an 



Bila anda seringkali terkesima dengan bus tingkat klasik warna merah yang menjadi ciri khas Kota London, Kota Pahlawan pun tidak juga pernah memiliki memori serupa.

Istilah double-decker merujuk pada istilah kerennya dari Bis Tingkat. Kendaraan ini pernah juga berseliweran di jalan-jalan protokol seperti jalan Tunjungan pada era dekade 80an. Bus setinggi hampir 5 meteran ini merupakan kendaraan publik yang paling digemari olerh anak-anak. Pasalnya, anak-anak selalu meminta duduk dilantai kedua sembari menikmati pemandangan kota.

Bis Tumpuk, istilah lain yang digunakan oleh sebagian warga kota, yang ada di Surabaya merupakan salah satu produksi Inggris dengan merk Leyland Atlantean. Surabaya sendiri memiliki dua depo Bus Tumpuk. Yakni di Jagir (seperti dalam foto) dan Rungkut. Bus Kota Tingkat ini dimiliki DAMRI ini melayani rute Aloha sampai Tugu Pahlawan, sebelum viaduct Tugu Pahlawan rute Bus dibelokkan ke kiri. Pada waktu itu di Tugu Pahlawan masih terdapat jalan disamping Viaduct sehingga Bus tidak melewati Viaduct.

Berikut rute yang pernah dilayanani double decker ini : Aloha - Waru - A.Yani - RSI - Bonbin - Ry Darmo - Urip Sumoharjo - Basuki Rahmat - Embong Malang - Blauran - Bubutan - Tembaan - Gemblongan - Tunjungan - Jl.Gub Suryo (d/h Pemuda) - Jl.Pang.Sudirman - Urip Sumoharjo - Raya Darmo - Raya Wonokromo (Bus tidak naik melewati tol Mayangkara) - A.Yani - Waru - Putar balik Aloha.

Akan tetapi mulai awal dekade 90an bus ini sudah tidak beroperasi lagi di Surabaya. Mungkin dikarenakan ukuran bus yang mempunyai tinggi kurang lebih 5 meteran ini sudah tidak efisien lagi dipergunakan, walaupun mampu memuat penumpang 2 kali bus biasa. Penyebab lainnya yakni bus double decker ini membutuh ruang yang longgar ketika melintas di ruas jalan dan jalan yang rata relatif mulus agar kestabilan tetap terjaga. Bahkan ada juga alasan sukarnya persediaan suku cadang dan mahalnya biaya perawatan. Konon, suku cadangnya sendiri harus didatangkan dari negeri pembuat.  Adakah rencana untuk merevitalisasi kembali moda ini di Kota pahlawan? 

Padahal Bus ini bisa jadi sebagai angkutan alternatif yang efektif, selain dapat memuat penumpang lebih banyak, bus ini dijadikan angkutan moda untuk tujuan pariwisata oleh pemerintah setempat. Ambil contoh yang dilakukan di Jokowi menjabat sebagai Walikot Solo dan tak lupa Double decker klasik yang ada di Kota London yang dijadikan kendaraan khas dan unik di ajang Olympic Games plus  sebagai ajang promosi wisata dan keunikan lainnya





Kelebihan Bus Tingkat
Ada beberapa kelebihan dari si Doubledecker ini. Menurut Wikipedia kelebihannya ntara lain:
  • Pemakaian ruang jalan yang hemat. Tentu donk, dengan adanya 2 lantai bus ini, maka akan menghemat ruang jalan yang dipake, jadi kapasitas 2 bus bisa dipangkas menjadi 1 bus. Jadi bisa menghemat pemakaian jalan.
  • Sesuai dengan trayek angkutan yang demand-nya tinggi. Dengan daya angkut yang besar, Bus Tingkat bisa menjadi solusi sarana transportasi di daerah yang banyak penumpangnya.
  • Disenangi untuk pariwisata. Di beberapa negara, Bus Tingkat banyak yang dikhususkan untuk tujuan pariwisata. Bahkan banyak juga yang atapnya terbuka, sehingga lebih leluasa dalam menikmati pemandangan sekitar.





Kekurangan Bus Tingkat
Ada kelebihan, pasti ada kekurangan juga donk, nah beberapa kekurangan dari Bus Tingkat antara lain:
  • Tidak stabil, karena posisi titik beratnya tinggi, sehingga hanya sesuai untuk medan yang datar. Walaupun Surabaya itu berada di tanah yang datar, namun semakin banyaknya fly over yang akan dibangun, sehingga agak kesulitan bagi Bus Tingkat.
  • Tidak semua jalan bisa dilalui karena batasan tinggi maupun kelandaian jalan. Yup, banyak fly over dan underpass yang dibangun dapat membatasi ruang gerak si Bus Tingkat ini.
  • Jalannya yang lambat. Mungkin karena bebannya besar sehingga mempengaruhi pada kecepatan si Bus Tingkat ini. Banyak orang yang dalam keadaan tergesa-gesa menghindari untuk naik bus Tingkat karena alesan lambat. Kasarnya kaya keong. hahaha




 Terus, kenapa Bus Tingkat dihapuskan?

Sebenernya gak ada keterangan resmi kenapa Bus Tingkat itu dihapuskan, tapi ada beberapa faktor yang bisa memperkuat kenapa Bus Tingkat ini menjadi Almarhum. hehe
  • Suku cadang yang sulit dicari. Menurut pihak DAMRI, suku cadang itu harus diimpor dari luar negeri dan harganya pun mahal.
  • Kurang aman, karena terlalu tinggi, selain itu rata-rata Bus Tingkat masih menggunakan transmisi otomatis yang sederhana yang mengakibatkan kurang nyamannya saat perpindahan gigi, jadi ndut-ndutan gitu bus-nya.
  • Bus kurang stabil, jadi sering goyang-goyang, apalagi yang di lantai 2.
  • Katanya sering terjadi kecelakaan saat melewati terowongan yang ternyata tidak pas.


jo

Jumat, 11 Januari 2013

Pudarnya Budaya Tolong Menolong




Polling Publik

38,71% Responden: 
budaya tolong menolong sudah pudar

46,15% mau menolong 
karena adanya imbalan


Budaya sikap tolong menolong yang menjadi ciri khas masyarakat kita mendapat cobaan setimpal. 

Peristiwa terbakarnya sebuah mobil Isuzu Panther dengan nopol L 1103 TV di dekat SPBU KM 26 tol Waru arah Sidoarjo seolah menggambarkan budaya lokal yang kita agung-agungkan sejak dulu seakan telah sirna. Terlebih bila melihat sikap pengelola SPBU yang segan memberikan pertolongan dengan berbagai alasan.  Peristiwa tersebut memang tidak bisa dijadikan tolak ukur yang objektif, walaupun demikian dari peristiwa tersebut kita semua hendaknya bisa menggambil hikmah. Sangat disayangkan, Apabila perkembangan dan kemajuan Kota Surabaya tidak dibarengi dengan perkembangan Indek Sumber Daya Manusia. Lambat laun bila mana kualitas SDM yang demikian tidak ditanggapi, Surabaya akan kehilangan identitas budaya warga lokal. 


Poling publik pada 06/01/2013 mengetengahkan sikap dan budaya tolong menolong bagi masyarakat kota dengan sebuah pertanyaan “Apakah Warga kota masih memiliki sikap Tolong Menolong terhadap sesama?”
a. Mau Menolong, 
b. Budaya Sudah Luntur, 
c. Tidak Tahu. 
Alasan responden? 

Pertanyaan polling ditujukan kepada 31 responden warga Surabaya dengan berbagai latar belakang. Responden dipilih dengan metode acak atau Random Sampling. Pertanyaan diberikan via Facebook, SMS dan media sosial lainnya.




Hasil polling menunjukkan 41,93% atau 13 Responden memilih warga kota masih memiliki kesadaran mau menolong sesama.  38,71% atau 12 Responden menyatakan budaya tolong menolong di kota sudah pudar. Sedangkan 19,36% atau 6 Responden lebih memilih menjawab abtain karena susah memilih antara kedua pilihan jawaban diatas.  Walaupun lebih banyak Responden yang memilih masih ada yang mau menolong, akan tetapi alasan yang dikemukan sangat mengejutkan. Mayoritas responden menilai warga mau menolong dengan pamrih atau imbalan tertentu.

Alasan Responden yang memilih masih mau menolong karena adanya imbalan atau dengan pamrih (6 Responden atau 46,15%), sikon dalam skala kecil (5 responden atau 38,46%) dan niat mau menolong hanya (2 Responden atau 15,39%). Sedangkan alasan Responden memilih Budaya tolong menolong sudah luntur yakni perubahan sikap individualis warga, rasa tidak tahu terima kasih setelah mendapatkan pertolongan, pengaruh budaya asing, tekanan situasi dan budaya tolong enolong hanyalah mitos belaka.



Berikut beberapa komentar Responden:

Heri P
Kelihatannya budaya tolong menolong jaman sekarang harus dengan pamrih atau imbalan, ya harus bayar. Intinya tidak ada yang mau rugi

Sigit
Katanya negara kita ini punya adat ketimuran yang menjungjung sopan santun, suka bergotong royong dan tolong menolong. Ternyata itu hanya isapan jempol belaka dan hanya ada di pelajaran semata. Mana hati nurani jika ada musibah didepan mata kita? Haruskah kita diam karena bukan sanak famili kita.Prihatin atas semua kejadian ini..

Noviandi
Sudah banyak sekali contoh seperti ini.. mau menolong bila sudah “merasa” aman. Ternyata di Surabaya ada juga kebaikan yang di tukar dengan uang.

Wayan K
Jangan menyalahkan orang lain, apakah mereka mau menolong atau tidak, lebih baik kita bercermin dulu Apakah kita sudah lebih baik? Ternyata tidak juga kan.

Khrisna
Situasi dan kondisi negara kita saja yang membuat orang menjadi segan menolong, karena kenyataannya banyak orang kecil yang tidak tertolong, dan orang besar, kaya, bermobil  cuek dengan orang kecil.

Anton F
Ya inilah Indonesia, beda suku lain agama, beda orang lain lagi hatinya, benar begitu bukan...? susah kalau diminta tolong menolong..

Dwi Andayani
Prihatin dengan hilangnya sifat tolong menolong terhadap sesama yang dulu pernah menjadi budaya bangsa kita dan masih saja diajarkan di sekolah..

Rezky
Kalau kita biasanya mau ringan tangan saya percaya kalau kita kena musibah pasti ada yang menolong tapi kalau kita tidak suka menolong ya kita tidak akan ditolong gitu saja..