Sabtu, 31 Desember 2011

Mendaki Mahameru Trekking Tips #2 GEAR and Equipments

Mendaki Mahameru Trekking Tips #2: Get Your GEARS + EQUIPMENTS

Setelah menentukan waktu yang pas untuk mendaki Gunung Tertinggi di Pulau Jawa, maka kini saatnya memyiapkan seperangkat mountain gear selengkapnya. Anda tentu tidak mau sengsara bukan bila hidup di alam terbuka dan jauh dari mana-mana dalam arti pemukiman penduduk?.. ya… semuanya harus anda persiapkan baik-baik dan satu hal  andalah yang harus menyediakan serta membawanya sendiri.

Hidup dalam suasana pendakian atau trekking sudah begitu susah, maka dari itu, seorang pendaki harus mempersiapkan segala keperluannya. Gear dan Equipment yang masuk dalam kategori WAJIB dalam rangka mendaki gunung ini antara lain:

Carrier and Backpack
Image resource: alibaba.com - 1274837064187_hz-myalibaba-web13_1032

Ini adalah hal wajib yang harus dibawa oleh petualang. Karena dengan tas tersebut semua perlengkapan bisa dimasukkan dan ditata rapi didalamnya. Bila ada mengadakan pendakian dengan 2/3 orang usahakan ada satu orang khusus membawa tas ukuran kecil atau backpack yang didalamnya khusus untuk emergency gear and eguipment plus segala macam barang-barang dalam ukuran kecil namun berate, seperti fisrt Aid Kit, korek api, rokok, flash light.

Gunakan tas yang modelnya ramping karena akan membuat anda lebih lincah bergerak. Selain itu perhatikan juga kapasitas dan berat beban carrier tersebut. Volume yang biasa saya gunakan ialah yang ukuran kecil dan menengah, ambil contoh ukuran 30 liter atau 50 liter. 
Sedangkan tingginya tidak begitu menjulang. Semakin menjulang akan membuat kita kesulitan apabila hendak menundukkan kepala, untuk beratnya beban ideal ialah sepertiga dari berat badan kita. Ini dimasukkan ruling tubuh tidak melengkong ke depan atau belakang.

Sedangkan isi dan penyajian alias packaging gimana? Senior saya selalu menyerukan bila mana tas terlihat ramping dan terisi, maka tinggal kita taruh dengan posisi berdiri tidak akan roboh. Begitu pula bila dipacking dengan benar maka berat tas akan bertumpu pada punggung bagian atas, begitu pula ketika kita hendak memasang tas dipunggung, dengan posisi mengangakat terbalik akan terlihat begitu mudah.

Letakan backpack didepan anda dengan posisi depan backpack didepan dada anda, Masukan tangan ke celah bag strap. Angkat dengan kedua tangan anda secara bersamaan. Jungkir Backpack anda. Dan otomatis backpack akan turun dan fit dengan tubuh anda, kencangkan bag strap secukupnya. Usahakan dada anda bisa bernafas dan bagian punggung “FIT” dengan backpack anda,   

Untuk membuat backpack anda bisa berdiri kokoh, ramping dan juga berat beban rata, pastikanlah meletakan bagian rata yang tidak anda gunakan selama perjalanan berada di titik paling bawah, biasanya saya logistic atau bahan makanan mentah saya, lalu meletakan pakaian cadangan saya diartasnya, kemudian saya beri dome saya, lalu air bekal minum, kompor masak, jacket dsb. Sedangkan perlengkapan kecil dan obat-obatan saya letakkan disaku luar.  

Image Resource: outdoorsales.co.uk alpha_200_ensign_bluebell[1]
Tenda Dome

Tenda merupakan gear vital bagi pendakian ini. Bisa dibayangkan anda akan bermalam selama 2 malam tanpa perlindungan alias langsung di alam terbuka?... rintangan yang akan muncul antara lain ialah udara yang lebih dingin mengingat posisi kita di ketinggian diatas 2500an meter. Yang jelas ketika pagi hari kita bisa menjumpai embun beku yang menempel pada dedaunan yang biasanya kita jumpai di dalam kotak freezer kita.  Hal ini bisa dibuktikan ketika malam hari kita menginap dikawasan Ranu Kumbolo.

Selain itu kita juga akan merasa aman ketika hujan material kecil yang disemburkan oleh gunung tersebut. yaaa seperti hujan batuan kerikil, debu vulkanik dan pasir. Hal ini terjadi berulang kali ketika kita menginap persis dipos terakhir sebelum naik ke punggung gunung. So tantangan dua hal yakni udara dingin dan debu vulkanik.

Untuk kebutuhan perlindungan, alangkah baiknya bila kita membawa tenda jenis dome alias yang tenda jenis bungkus. Karena dengan begitu, udara panas yang keluar dari tubuh tidak gampang keluar akan tetapi tetap ada didalam tenda tersebut, anda bisa juga menyalakan lilin kecil untuk membuat suasana didalam tenda lebih hangat. Akan tetapi mohon diperhatikan nyala api tersebut.

Bagaimana dengan tenda model lain atau yang menyerupai segitiga atap, asalkan tenda tersebut tidak bocor atau berlubang, sah-sah saja mengunakan tenda tersebut. akan tetapi udara dingin bisa saja menembus lubang tersebut dan bila hal tersebut terjadi siap-siap saja bermalam dalam kedinginan.

Senior saya, Bayu alias Jamaika pernah mengajari saya menyiasati dinginnya malam dengan membuat bivak. Hal ini bisa dibuat dengan mengunakan ilalang yang ada dan menaruhnya dibawah alas tenda baru kemudian ditutup dengan alas tidur.

Dalam packaging carrier anda, letakkan tenda tersebut didasar atau di bagian bawah. Dengan dalih, tenda tersebut tidak begitu diperlukan selama perjalanan. Hanya dikeluarkan apabila hendak mendirikan tenda atau bermalam sehingga mempermudah anda dalam menggambil beberapa barang yang anda perlukan. Selain itu karena letaknya relative ringan maka beban tersebut tidak bertumpu pada punggung bagian bawah anda.

Satu skill tersendiri dalam mendirikan tenda, bagi para senior, tenda dome atau yang lain bisa didirikan dalam tempo lebih kurang 5 menit saja. Dan begitu pula ketika melipat ulang tenda tersebut bisa dilakukan kurang lebih dalam waktu yang sama. 

To be continued...

Jumat, 23 Desember 2011

Tips Trekking - Setting Up The time Mendaki Mahameru

Tips Trekking Petualangan Alam Terbuka 1

Jujur saja, mendaki, trekking atau sekedar camping dialam terbuka merupaka kegiatan yang mengasyikan tentunya walaupun ujung-ujungnya kita semua kepayahan diakhir pendakian kita.  Tapi semua keluh dan peluh yang kita keluarkan sudah barang tentu akan terbayarkan sesaat apabila kita mencapai titik akhir atau puncak petualangan kita.
 
jaymamalme.blogspot.com
Kali ini, bukannya saya bermaksud untuk mengurui atau merasa lebih tahu atau juga ingin dianggap layaknya seorang professional atau ntah itu senior walau dalam category umur dan pengalaman saya dan group saya berhak menyandang status tersebut. Tujuan semata-mata penulisan artikel ini hanyalah sekedar sharing pengalaman mendaki gunung Semeru atau MAHAMeru yang notabene Gunung tertinggi di Pulau Jawa dan merupakan Gunung yang wajib didaki oleh para Pecinta Alam di Pulau Jawa. 

image resource: garizimajiner.blogspot.com - selamat pagi ranu kumbolo

Saya sudah tiga kali mengunjungi daerah ini sejatinya… pertama kali seingat saya tahun 2000 lalu beberapa tahun berselang. So berdasarkan pengalaman tersebut akhir kata saya bisa menyimpulkan dan memberikan beberapa tips untuk para petulangan alam bebas apabila hendak mendaki gunung tersebut…

Set UP The time

Pilihan waktu yang terbaik untuk mendaki ialah pada tanggal pertengahan bulan yakni mulai tanggal 14-17. Alasannya sepele, pada kisaran tanggal tersebut bulan memasuki phase bulan penuh sehingga ketika pada tanggal 15/16 kita berkemah di Ranu Kumbolo maka akan didapati sebuah pemandagan malam yang hanya bisa terjadi di film. Pada bulan Agustus dan tanggal tersebut, bulan akan keluar dari sudut V yang terbentuk dari pertemuan dua bukit yang menjadi backround danau tersebut. semakin malam cahaya bulan akan menerpa jernihnya danau tersebut. So Beautiful!!! Selain itu, cahaya bulan menjadi penerang lereng bukit dikanan-kiri Ranu Kumbolo. Akan tetapi satu hal yang harus dibayarkan untuk semua keindahan ini… konon semakin terang bulan bersinar semakin dingin pula udara malam. Apalagi apabila kita mendaki pada musim penghujan.

Image Resource: widhi-bek.blogspot.com - ranu kumbolo malam li
Selain pilihan tanggal diatas, waktu pendakian paling ramai biasanya terjadi pada BULAN AGUSTUS – yang beretepatan sekali dengan moment UPACARA KEMERDEKAAN Dipuncak Mahameru. Saya sendiri tidak pernah ikut merasakan upacara di puncak GUnung Semeru tapi sekali saya pernah mengantar tourist yang pada saat bersamaan hendak trekking via lautan pasir Gunung bromo dengan rute dari tumpang. Begitu ramainya sampai ranger membatasi jumlah pendaki yang hendak upacara dipuncak. 

Apabila Anda tidak bisa melakukan pendakian pada saat seperti kedua waku diatas, maka sah-sah saja bila melakukan pendakian selama akhir pekan. Waktu minimal yang akan anda butuhkan ialah 3 hari 2 malam. Waktu tersebut saya hitung sejak saya tiba di Tumpang – kecamatan Kota terdekat dari rute Malang – Tumpang – R. Pane - Semeru.

Sebagai catatan bila anda mengelar pendakian di akhir pekan ialah Anda harus selalu mengadakan kontak dengan pihak penyedia jasa kendaraan ranger atau jeep. Agar supaya perjalanan anad tidak molor. 

Kamis, 08 Desember 2011

Mendaki Mahameru : Our own and untold Story..

Image by: Josh & Pedro Collection 2011 --- Bromo - Tenger - Semeru
Mendaki Mahameru : Our own and untold Story..

Ini adalah cerita lama tentang pengalaman kami dalam satu group ketika mendaki Gunung Semeru beberapa tahun lalu tepatnya ketika kami masih kuliah di Universitas Kristen Cipta Wacana atau sebelumya Universitas Kristen Jawa Timur di kota Malang, kurang lebih tahun 2002-03an. Sebenarnya kita semua tahu sudah banyak artikel yang mengulas tentang bagaimanana mendaki Gunung tersebut, tapi ini adalah versi kami. Semoga saja dalam artikle ini ada satu dua informasi dan tips-tips yang bisa menjadi bekal perdakian anda, walaupun sebenarnya ini bersifat personal dan narrative. 

Kisah petualangan kami bermula ketika, satu group dari angkatan Sastra class of ’99 mengajak bercamping ke Bukit Panderman atau panderman hill. Pelopor waktu itu sebut saja Martin yang ingin sekali mengadakan kegiatan outdoor bersama teman sekelas. Kebetulan, saya diajak karena satu tahun sebelumnya saya pernah ikut rombongan kecil ke Panderman Hill di Batu. Sontak saja ajak si Eliot de Joentak. Nah… ketika saat matahari terbit, kami disuguhi pemandangan G. Semeru gunung tertinggi yang ada di Pulau JAWA, Si Elliot bertanya kepada  saya, “Gimana kalo kita mendaki ke Gunung Semeru?” lanjut, apakah sesulit itu.. “Semeru??? Not a big deal.. you can do it, I was there one and a half year ago mate” sahut saya.. “Let’s get to the Top” sambung Reno. “Okkay”… timpal saya.

Get ourselves Prepared… Making A Good Planning

Best Time for Trekking

Persiapan pertama yang saya lakukan ialah membuat rencana treeking. Lebih baik ambil akhir pekan, momen-momen khusus seperti Tahun baruan atau alangkah lebih bagus bila bisa menggambil hari antara tanggal 14-18 Agustus, Mengapa? Dengan bersamanya events-events tadi, resiko keterlambatan tranportasi akan bisa sedikit dihindari. Khusus pada tanggal diatas, banyak PA dari Universitas yang mengelar Upacara Kemerdekaan RI di atas puncak Mahemeru. Tuk kasus ini, biasanya petugas sudah mengantisipasi dan membatasi jumlah peserta Upacara demi keselamatan pendaki.  

Durasi minimal ialah 3 Hari dua malam dengan rincian lebih detai:
Day 1 = perjalanan sampai Ranu Kumbolo lalu menginap dipinggir danau.
Day 2 = pagi hari menikmati pemandangan danau, lalu melanjutkan ke padang savannah – hutan tropis – Kalimati – lalu mendirikan tenda di Cemoro Lawang ( pos terakhir pendakian sebelum ke Puncak) – tengah malam naik ke Puncak Mahameru.
Day 3 = menikmati sunrise dari puncak – Turun ke Ranu kumbolo – lalu perjalanan Pulang ke Pos Satu atau Ranu Pane. Tunggu jemputan/atau jeep yang akan turun.

Rute & Tranportasi

Rute yang kami lewati ialah rute regular dengan alas an waktu kita yang kita miliki sedikit, Akhir pekan saja, jadi ya gunakan saja untuk focus mendaki Mahameru dan bila banyak bisa saja kita menikmati pemandangan gunung Bromo.

Alat Tranportasi ke Puncak Mahameru juga berhubungan dengan waktu kita mendaki, tak jarang, mobil hardtop yang akan mengangkut para pendaki mengantri lebih lama di Tumpang apabila kuota satu mobil belum terpenuhi. Biasanya satu mobil jeep menggankut minimal 10 orang atau lebih. So biaya tranportasi pun bisa normal. Apabila jumlah pendaki dibawah angka minimum maka bisa-bisa pendaki harus urunan tambahan buat noroki..  kalau tidak ada yang mendaki, bisa saja seharian menunggu di Pasar Tumpang. Kalau sudah begini, bisa gak bisa kita harus Charter jeep sendiri… bengkak lagi biaya.

Apalagi bila hendak pulang atau turun gunung, kalau tidak peak season pendakian, bisa dipastikan kita akan menunggu lebih lama lagi tuk mendapatkan transportasi. Saya anjurkan tuk berikan info yang jelas kapan anda akan turun gunung dan minta dijemput di Pos 1 yakni di Ranu Pane. Kalau tidak juga ada ya.. bersiap saja harus didirikan tenda satu malam lagi sambil menunggu para truk yang menggambil hasil panenan petani yang hendak dipasarkan dikota.     
Itupun pendaki harus berdiri sepanjang perjalanan dan berjubel bersesakan… Awas kalau tidak bisa jaga sikap bisa-bisa terjadi pelecehan sexual lho.. ha ha ha. Satu cerita menarik, pertama kali saya kesana, kebetulan saya satu mobil dengan 3 wisman (2 cowok 1 cewek) mereka pun bersedia berjubelan dengan kami.

Oh Yesss!... Come On… I like it Baby…

Ketika mobil jeep melewati kondisi jalannya semi off-road… saya berteriak “ohhhh… yeaaaah… ohhh yesss… oh No… come on… come on… yesss… baby…. I like this..” sontak satu mobil memandangi saya, yang waktu itu saya berdiri dipojok dan badan saya berhimpitan dengan steel bar disekeliling mobil. Lalu… saya tertawa…”sinting kamu” begitu komentar leader saya Mas Bayu sambil nyengir dan tersenyum malu…



Lain lagi ama cerita di group ini, yakni Reno, Elton dan saya. Elton jelas-jelas tidak masalah berhimpitan dengan besi sekalipun. Dia khan berbodi kayak Diego Armando Maradona, kalau si Reno alias Elliot de Joentak lebih banyak mengerutu dan seketika bertanya “masih jauh ya?..semoga aja tulang-tulangku gak ada yang terpisah”.. saya menjawab.. “This is already.. hmmm… udah 25 persen koq dari apa yang harus kita tempuh… So cheer up dan enjoy! Okay???…” lumrahlah Reno alias Elliot mengerutu, dia khan anak kota alias anak Betawi yang Gak pernah liat dan hidup di Gunung di daerahnya… he he he

Gather the Crew

Setelah saya memilih waktu yang tepat untuk mendaki. Seingatku kita habiskan hari JUMAT-SABTU-MINGGU dan karena pada jumaat itu tidak ada kuliah yang ingin aku hadiri alias aku pengin sekali MBOLOS.. –jatah Bolos masih ada Empat kali pertemuan dan Senin Siang kita harus presentasi tentang satu bab mata kuliah “Manusia dan Kebudayaan Indonesia” bimbingan Pak Soekamto yang super dingin itu… ha ha ha ha ha

Seminggu sebelumnya saya mengajak beberapa anak jurusan teknik seperti Gede Hosea, dan groupnya. Mereka Ok-OK saja dan total saya mendapatkan 8-10 orang krew tapi dua hari menjelang keberangkatan tujuh orang mengundurkan diri ya pada RABU MALAM!!!…

“Ohh.. What the F*CK!!“ ungkapan singkat penuh makna… (Biiiiiippp!!!) He he he… kalo gak bicara kayak gitu pastinya Bukan Josh, Gak Pas kalo Si Josh Gak ngomonk Sumpah Serapah dan semau gue” begitu kali seloroh Andy Steven – yang kala itu lebih suka mengompori kami dengan muka seakan tak berdosa tapi hatinya senang dan tertawa cekikian apabila RENCANA INI GAGAL TOTAL. Tahulah… dia tidak kita ajak dan tidak masuk rencana ini… So Sorry Andy. Ha ha ha … by the way… ReNo masih ingat gak mukanya Andy kalo kayak gini?... Lol! Padahal kita sepakat Kumpulin uang tuk sewa perlengkapan.. seperti Dome, Carrier, Back pack, cooking tools…!

Malamnya saya harus bersyukur karena satu hal : OASIS – STOP CRYING YOUR HEART OUT --- terdengar begitu mengema dan Penuh makna seakan mebangkitkan semangat – Besok paginya mengelar rapat pleno dan saya sampaikan ke Group yang tersisa ELLIOT dan ELTON kalo aku akan ke Surabaya tuk Ambil perlengkapan…

“I’LL BE BACK… I”LL BE BACK … Be or Not to be…(taken from W. Shakespears) The ShoW MUST GO ON (from the Queen)… I HATE TO BE A LOSER!!! (kalo ini kata gue)“

Kata-kata itu saya sampaikan ke RENO untuk memotivasi dan membuang keraguan plus membungkam semua alasan yang masuk ke Group kita… ada yang bilang “hutannya Liar dan JAUH plus Bahayalah… MAti Sia-sialah” ada juga “Bahaya Bro Banyak jurangnya juga” lucunya ada juga yang seperti ini “Gak boleh ma mamaku” dan satu lagi dari pengila hobby ini sebut saja salah satu senior saya di Kampus “ini lagi panas-panasnya suhu Semeru ntar lagi mau meletus. Daripada nyampe lalu disuruh pulang mending cancel aja… ntar berangkat aja ma group saya… lebih banyak krew lebih baik” begitulah bunyi nasehatnya.. tapi kita semua sepakat… “ALL FOR ONE and ONE FOR ALL…” lalu malamnya kita bertiga ngopi darat. Ada yang koment waktu itu. “enjoy aja selagi bisa… siapa tahu ini gelas dan piring terakhir kita di Kota ini” ya itulah yang kami lakukan di Warkop pojok perempatan Pizza Hut dan Bank Bali dibilangan Bromo - Semeru … Tempat biasa kita nongkrong di Malang.

The EQUIPMENT & GEAR

Untuk yang benar-benar pendaki gunung Professional atau yang bernaung dibawah suatu organisasi tertentu sudah wajib hukumnya untuk membawa seperangkat mountain  Gear yang lengkap. Untuk kasus saya, sebenarnya agak nekat juga sih… yang kita bawa hanyalah 2 Carrier bags (saya yang besar – ukuran 50/60 liter dan Reno yang medium – 35 Liter, sedang Elton membawa tas bagpack melintang yang biasa dia bawa ke kampus, sepatu kita gak ada yang khusus untuk all terrain – kita hanya pake sneakers, kets lebih parah lagi Si ELTON waktu itu membawa sepasang SANDALS JEPIT DOANK plus Kaos kaki. Katanya “lebih enakan pake gini aku dan kemarin aku juga Cuma pake sandals waktu mendaki ke Gunung WElirang” alasannya dia.. Tunggu aja hal tragis yang akan menimpamu di atas sana Elton..

Untuk urusan perut saya membawa satu plastic roti tawar, kabin, kopi sachetan, plus mie instant serta beberapa cup mie gelas. Habis dipake buat makan mie, gelasnya kahn bisa digunakan juga untuk minum.. lain lagi sama Elton… dia tambahi dengan satu BOTOL Mansion House Jumbo… WHISKEy kalo gak salah tapi sudah habis waktu di malam pertama… DINGIN BANGET WAKTU itu.. jelas-jelas beberapa Bungkus rokok sangat berguna disini untuk mengusir hawa dingin yang ada ditubuh… kopi saja tidak cukup… baru dituang tunggu sepuluh menit sudah dingin layaknya air dalam lemari es.

Elliot Reno (standing wearing Blue Jacket) Elton - Sitting beside the fire wearing yellow jacket - Josh (most right side) morniing camping at Ranu Kumbolo -

Satu hal yang paling parah ialah… Kita Tidak membawa TENDA apapun so Malam hari waktu bermalam di Ranu Kumbolo kita tinggal didalam padepokan yang ada. Bersama dengan tikus-tikus yang berseliweran dibawah panggung tempat tidur yang terbuat dari kayu.. plus… jelas-jelas GELAP gulita… and Juga SUPER DINGIN yang diramu dengan baju basah sisa keringat udara malam dan tidak bisa menyalakan api ungun didalam ruangan… tidurpun hanya bisa sebentar tertelap. Dalam hitungan menit… bangun dan susah tidur… satu solusi… BAKAR batang pohon yang ada diluar dan bercengkerama dengan group lain… sampai datangnya Pagi..

Yang sangat disayangkan ialah… Kamera yang sedianya akan kita bawa Rusak! Tapi tenang saja… pasti ada jalan keluar untuk masalah ini… GOD WORKed MIRACOUSLY and NEVER LET HIS CHILDREN DOWN and TROUBLED… Sok Rohaniawan Ah!

Lanjut Cerita, kami bertiga berhasil melalui malam pertama dan menikmati malam pertama dengan… yaaah tahu sendirilah.. kami sebenarnya memiliki konflik diteam ini. Saya melihat Elliot sudah hampir kehilangan Motivasi untuk melanjutkan perjalanan. Tahu dari mana? “LIAT aja MUkanya… yang tanpa senyum dan cara dia JALAN”.. kata Andy “Reno kalau berjalan layaknya Peragawati dan Putri Solo” maksudnya pelan dan lembut tapi gayanya lebih mirip ama gaya John Travolta difilm-filmnya ketika masih muda.. kayak di “Greese” atao “Pulp Fiction”. Lain lagi kalo menurut pendapat salah satu teman perempuan kami, yang berkomentar “JALANnya RENO Seksi abiz… Gak tahan deh liat Pantatnya yang agak nungging apalagi mukanya mirip-mirip ma Nicko Saputra”.. adikku aja sendiri juga berkomentar serupa. STOP!!!!

Satu hal yang aku salut, RENO sudah mengeluarkan modal dan dia tidak ingin menyia-yiakan semua itu!!! MUST REACH THE TOP!!!! Begitu kata-kata yang aku dapatkan.. lain lagi kalo Bang ELTON.. dia model orang yang paling bisa melihat situasi. “KE PUNCAK oke… CUMA sampai diSINI… Not a problem”… katanya santai kayak musisi pujaannya si BOB MARLEY..

Elliot Reno de Joentak posed before final steps to the summit of Semeru
 
So… LET GET GOING to THE TOP!!!! Saya juga gak akan memaafkan diri saya bila tidak sampai di atas… sempat terpikir dibenakku demikian..

“I’ll go to the TOP… just Give me a night.. ONE NIGHT!!!  and Tomorrow .. I’ll be back.. if you cannot or DO NOT want to wait for me… I’ll draw a route for you. See u at College!”.. So selfish ha…?

Pada akhirnya itu aku katakan juga kepada mereka…jawab mereka “KAMU PIKIR KAMU SAJA yang mau sampai KEATAS… We are Not A LOSER!!! NOT YET!! We want to kiss the glory Tooo…UP THERE” kata Reno… “malu lah kalo gak nyampe! Udah jauh-jauh dari Jakarta, udah jalan sekeras ini tapi tinggal sejengkal… mundur… GAK ADA DiKAMUSku tuh”. “ya udah ayo berangkat… Nyantae aja Bro… yang penting nyampe di atas Toh!!” timpal Elton. Kalau aja Andy ikut, kira-kira apa yang ada dibenaknya ya?...

Siang itu kami pun berangkat, routenya berliku dan beraneka ragam vegetasi kami jumpai, sampai kami hampir saja kehabisan persediaan air minum sesampainya di Kali Mati.. untung ada penduduk local yang kami jumpai dan kamipun diberi informasi yang ujung-ujungnya… harus BAYAR!!!... demi puncak kami ya mengeluarkan beberapa lembar uang ribuan.. sungguh air lebih utama daripada nilai uang.

Lalu kami naik melewati hutan terakhir. Route agak menanjak dan terkadang agak curam karena kawasan ini sudah termasuk kaki gunung Mahameru. Rutenya pun terjal tapi untung tidak ada bebatuan yang bisa membuat kaki kami kehilangan pijakan. Banyak pohon-pohon besar yang bertumbangan disana, terkadang harus lewat bawah pohon atau naik ke batang pohon.. arena yang cocok untuk outbound.. ha ha ha tapi terlalu jauh untuk dijangkau!

Kami berangkat dari Ranu Kumbolo siang Hari selepas pukul 12an, mencapai Kalimati sekitar pukul 3 Sore..  agak lama sih emank… trus melewati rimbunan pohon-pohon tadi sampai akhirnya pukul 06am kami sudah berada di titik perkemahan terakhir…

Pemandangan aneh yang kami dapatkan yakni banyak sekali batu-batuan nisan yang bertuliskan nama-nama orang yang meninggal disini.. so… berjalan dikuburan terbuka… tinggal sejenak disini sambil menunggu tengah malam tuk mendaki.

Selain pemandangan itu, kami pun dihujani batuan kerikil yang hampir tiap saat menerpa dan terdengar di atas tenda Dome yang kami tinggal!!! STOP!!!… DOME???… ini gak bener?... khan tadi gak bawa Dome…???

Okee biar saya luruskan… “Bung Elton, Luruskan cerita ini”. Menurut Abang ELTON Fernandez, “begini sodara-sodara … bla bla bla… bla bla.. bla bla bla bla mengerti???”.. Elton terkenal dengan kemampuannya membawa sikap dalam menjalin sebuah persahabatan baru. Dia sangat jago mencari teman bukannya musuh dan dilihat dari wajahnya… orangpun akan menaruh respect padanya… entah dari segi mana.. So apa salahnya kalo dia kita umpankan atao dengan kata lain… biarkan dia berkarya dan bekerja sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya toh.. ujung-ujungnya dia juga akan merasakan dampaknya sendiri. Betul begitu?....

Billy and his GANK…

Sejatinya, ketika kami berangkat sejak dari Tumpang, yaa karena Eltonlah kami bisa berkenalan dengan satu group Pencinta Alam yang kala itu datang dengan Atribute dan EQUIPMENT plus GEAR nan lengkap bahkan dilihat dari pakaianya saja sudah terlihat mereka ini anak PALA dan sudah malang melintang naik turun Gunung. Anak PA sungguhan?... Apakah mereka lebih berpengalaman dari kita?... kita akan segera tahu?...

Disinilah kalimat saya yang berbunyi “GOD WORKS So Miraculously” tadi menjadi kenyataan… satu nama yang saya ingat ialah BILLY dan dua orang temannya… yang satu seperti senior dan berpenampilan kayaknya pencinta alam sungguhan. Sedangkan satu lagi… berbadan layaknya Kaka atau BimBim pentolan Group music beken pada masa itu SLANK… pada masa saya sudah barang tentu! Kebetulan sekali Billy-lah yang menjadi main sponsor group mereka dengan menyediakan berbagai macam fasilitas mountaineering serta photography lengkap… dari sini Elton pun tahu harus lebih condong kepada siapa dalam bersikap…  muncullah sifat buaya dari kita… ha ha ha ha ha

Group tadi menjadi companion kita sejak dari Tumpang, Pos satu sampai Pos 2 yakni di Ranu Kumbolo walau dalam perjalanan kita terkadang berpisah.. begitupula ketika perjalanan pulang sampai kami tiba di Arjosari. Karana Group ini pula masalah kamera kami yang rusak tadi terpecahkan… saya diminta untuk memotret mereka. Koq bisa percaya?... sok-sok kasih tips dikit waktu ambil spot yang bagus dan sedikit speak-speak maka bolehlah kita pinjam sebentar… dan ujung-ujungnya bisa dapetkan gambar-gambar ini itu.

Yang Lucu mereka ini ternyata bertempat tinggal tidak jauh dari rumah saya, ya kurang lebih berjarak sekitar 3 kilometeran… yaaaa… bisa awet nih persahabatan.

Atas jasa dan figure seorang Eltonlah kami diberikan satu tenda Dome kecil yang cukup untuk berlindung dari hujan kerikil serta hawa dingin puncak sepanjang malam. So… selamatlah kita malam itu.

Tepat pukul satu malam, kami packing dan membawa bekal seperlunya – air, roti rokok plus makanan ringan – lalu kami berjalan satu per satu ke Puncak Mahameru. Sebenarnya saya lebih suka bila berjalan paling akhir, tidak tahu kenapa tapi hampir disetiap kesempatan seperti ini saya suka menjadi last man standing… dan Si Senior dari group Billy yang memimpin. Sampai hampir saja separo team gabungan kita, tertimpa longsoran batuan yang menyapa dan mendatangi kami dengan begitu semangatnya… dan saya orang terakhir. Mau kesamping ada jurang dikanan kiri… akhir kata… COME to Papa Little rocky…(Ahhhh…. LEBAY AMAT!!!)..

Tadi saya bertanya.. apakah mereka lebih senior dari kita?... ini jawabnya.. si senior atau yang nampak seperti jagoan mereka berkata: ”Bro jalan didepan ya.. buka rute… aku jalan dibelakang.. aku bagian sweeping aja, lagian aku gak begitu yakin masih ingat jalur ke puncak..” Oh my God!!!!... “Me??? Oke.. Why Not Then!!“ so gantian saya yang didepan…

“Ternyata…selama ini…”gumam dalam hatiku. Well, pendakian terasa panjang karena dari senter yang aku arahkan kedepan hanyalah gundukan tanah yang terlihat. Kondisi medanpun berkerikil campur pasir. Tiga empat langkah ke atas, satu dua langkah meluncur. So saya katakan, “Tancapkan sepatu kalian kedalam pasir lalu melangkah… mirip saat kita memaku papan”.. dan tak jarang kita salah pijak…! Plus saya selalu melihat arloji saya…”saya katakan ke Reno..”kita harus sampai dipuncak sebelum matahari terbit. kalo banyak break bisa terlambat.. alias kehilangan moment… do you want to wait for another night and day for this?”… NO Fucking WAY!!!” sahut Elliot Bersemangat! Setelah beberapa waktu Reno berkata, “Joe… kapan nyampek dipuncak nih!! Masak dari tadi, terlihat gundukan melulu yang kita panjat eh… masih aja rute, berkali-kali lagi…”

Sayang sekali Kita terlambat waktu itu… ya kita terlambat lebih kurang 30 minutes… so kita kehilangan moment… menyedihkan bukan…? Lebih sedih lagi ketika ELTON… menghentikan pendakiannya beberapa meter dari puncak dengan alasan… sandal jepit putus dan tidak bisa digunakan lagi… apalagi medannya batuan kerikil cadas yang menyiksa telapak kaki… 

Posed on the summit of Semeru or Mahameru... Reno wore his beloved Jack's Daniel Tshirt

Dipuncak kami menikmati moment dan potret sana-sini.. dan saling memberi selamat kepada para pendaki yang berhasil sampai dipuncak. Bahkan ada juga yang bersujud dan telungkup layaknya umat muslim bersembahyangan.

REACH THE TOP!!! IT IS DONE… YESS IT IS!!!

Beruntung sekali waktu itu ada bule dari Prancis yang juga mendaki dan mau di ajak berpose buat sekedar Gaya-gayaan.. ha ha ha…

JOsh - stood on far side on the left wore his hat and blue wooly jacket
 
Oh ya… semua bekal tadi saya masukan ke dalam carrier saya dan lucunya dalam karier saya terlihat full gitu sampai mengundang decak kagum dan salut dari pendaki lain… tapi bila mana mereka melihat isinya… bisa-bisa kecut dan mengumpat mereka…

Dari jam satu sampai sekitar 5.30an pagi kami mendaki gunung… tak sebanding dengan apa yang kita lihat dari atas… tenda yang kami tinggalkan ternyata nampak jelas dan membuat mata saya terbelalak… “Yaaaah… Ternyata Cuma sejauh ini”… dan lebih parahnya… ketika saya turuni lereng dari puncak sekitar pukul delapan pagi.. dan semua hanya butuh… 30 minute SAJA!!! Sambil berlari sih turunnya… kanan kiri-kanan kiri.. kalo terus saja… bisa-bisa kebablasan ke jurang atao bisa juga lebih parah.. Bisa Bayangin gak Ndy gimana Reno berlari menuruni lereng Semeru?... ha ha ha… tapi kali ini kamu salah!!! Salah besar bila kamu masih mengira dia kayak Putri Solo… ha ha ha ha ha

beberap merupakan anak bandung yang minta saya memphoto karena kamera mereka rusak

A Posed - a stylish one with a Frenchman...

Kami sepakat memisahkan diri dengan Groupnya Billy di Pos Kali Mati. Sepertinya mereka akan membuat Shortcut tapi tidak kami ikuti. Setelah rehat bentar di Ranu Kumbolo, saya minta Reno dan Elton jalan bersama-sama sedangkan saya akan mempercepat laju saya agar bila mana sampai di Ranu saya bisa berpesan mobil sekaligus booking tempat buat mereka.

Alamak… Mobil yang saya harapkan tidak ada… kami pun harus menunggu dan berharap! Jangan sampai menginap lagi di kawasan ini! Sudah cukup rasanya… 3hari 2malam disini. Syukur-syukur tidak sampai menginap. sekitar pukul 07an, baru kami dapatkan tumpangan.. dan langsung saja kami pulang… dan menantikan sesuatu dirumah… tiada lain ialah…

SENYUM KECUT, raut Muka SYIRIK dari BEBERAPA ORANG yang sebelumnya mematikan semangat kami…

Big thank to all yang hendak membunuh motivasi kami plus membuat kami semakin tertantang… tuk menjadi seorang PETUALANG… ha ha ha

PS: ANDY senyummu termasuk yang mana Bro?... jangan-jangan… Ah lupakanlah…!!!
BRAVO GUYS!!!

Dedicated to:
ELLIOT “RENO” SAMBUROHA De Joentak – You Did it Man… YOU ARE THE MAN..
ELTON ALVIN FERNANDEZ -- You always be there when we need a true friend... indeed, you are Truly Friends…
And …. ME!!!... myself of Course… how do you spell my name?? …. Ha ha ha ha ha.. 

The end..... 
Thank to all reader and semoga saja gak sampek tertidur diatas keyboard atao laptop waktu membaca ini...