Kamis, 05 Januari 2012

Lorok, Ngadirojo, Pacitan Selayang Pandang ( dalam kacamataku)

Selayang Pandang ( dalam kacamataku )

Well… tidak ada tempat yang lebih berkesan daripada kampong halaman. Yaah… mungkin itu yang kurasakan ketika saya berkunjung ke kampong halaman. Apa yang biasa kita lakukan?... bernostalgia apalagi bila kita memiliki cerita indah, atau moment tertentu yang tak kekang zaman… demikian juga kota kampong atau daerah ini…

Ketika saya masih kecil saya sempat menghabiskan masa kecil saya di sini dan jujur saja beberapa nilai budaya orang kulonan atau menjadi satu hal yang sangat saya banggakan. Yang dulunya ketika  masih kecil kita pastinya malu dikatakan wong gunung… atau orang udik dari desa.. alias “Ndeso!” begitu mungkin kata pembawa acara talks how terkenal ditanah air.

Well.. harus mulai dari mana ya?...  Saya meninggalkan daerah ini sejak bulan Juli 1990 dan kembali pertama kalinya tahun 1997 lalu sejak itu saya selalu berusaha mengunjungi kota ini berulang kali walau hanya tinggal sejenak dan dalam 2/3 hari saja, saya rasa itu sudah itu sudah cukup… dari beberapa kali mudik itulah  itulah terangkum menjadi beberapa catatan saya yang saya blog kan juga disini. Yang jelas ini, artikel ini lebih bersifat subyektif, lebih personal, dan mirip lukisan yang saya gambarkan melalui tinta dan kuas… jangan anggap semua yang ada didalam Artikel ini BENAR lho ya?... boleh percaya dan Boleh Tidak   

Geografis & Rute Transportasi

Saya sejatinya sampai detik ini belum tahu dimana letaknya daerah LOROK itu.. dan mengapa koq dinamakan Lorok?... artinya apa? Saya juga kurang begitu paham. Nama ini juga hampir mirip dengan salah satu daerah di Malang Selatan, yakni ada sebuah desa yang Bernama hampir Mirip yakni SLOROK.. dan benang merahnya, saya berkesempatan menikmati hidup dikedua daerah tersebut.. dan semua berkesan maniz… sudah jodoh kalinya dengan nama Slorok dan Lorok…

Kembali ke LOROK! Saya mencari di Peta tapi nama Lorok sendiri jarang disebut. Akan tetapi bila dikota-kota besar baik daerah urban, indutsri, ataupun kawasan beberapa universitas negeri banyak lho anak Lorok yang mencari nafkah dan menimba ilmu diluar daerahnya.

Setahu saya, nama itu akan selalu terpampang Jelas dan Besar pada trayek angkutan umum yang ada di Terminal Trenggalek dan Pacitan kota. Secara geografis daerah yang disebut Lorok itu bisa jadi Kec. Ngadirojo yang termasuk daerah Administrasi Kabupaten Pacitan – Lokasi dipeta di Propinsi Jawa Timur bagian barat daya. Alias daerah yang paling pojok dibawah dan lebih berbatasan dengan propinsi jawa tengah.   

Daerah ini merupakan dataran rendah yang sebelah selatan berbatasan langsung dengan haru birunya Samudra Indonesia atau Hindia. Otomatis kawasan pantai menjadi obyek wisata yang paling ramai dikunjungi apalagi pada saat Hari Raya plus 2. Coba saja anda berkunjung ke Pantai Taman. Sejatinya pantai tersebut lebih terkesan biasa saja dengan fasilitas ala kadarnya dan tidak pula dikenakan tiket masuk. Hanya pada saat moment-moment tertentu saja akan dikenakan tiket masuk. Pemandagan pantai yang lebih mempesona mungkin saja bila dilihat dari atas kawasan Puring yang dahulu mempunyai tanjakan menyeramkan yakni TUMPAK CES dan sepanjang jalan baru disebelah barat pantai Taman saya rasa lebih indah. Selain itu panorama pantai, ragam vegetasi pantai sangat kental disini terkadang dalam satu daerah banyak sekali pohon kelapa yang ditumbuh dengan bebasnya, tumbuhan karang dan poho besar juga banyak disekitar pantai serta beberapa batu karang yang membuat pantai lebih mempesona.

Rute dari Trenggalek

Sedangkan disebelah barat – timur dan utara, bentangan pegunungan dan bukitan menjadi santapan para touring mania atau penguna jalan raya. Karena untuk mencapai daerah ini dari kota terdekat mereka harus menempuh perjalanan berpuluh-puluh kilo meter.  Dari arah kota Trenggalek kea rah Lorok perjalanan menempuh jarak lebih kurang 75-80 km. hampir 50 persennya berupa rute pegunungan. So jangan samapi demam atau mabuk gunung ya?... hal itu yang dirasakan oleh teman touring saya ketika pertama kali mengunjungi daerah ini.

Minimal harus naik dan turun 3-4 bukit via jalan berkelok yang lebar aspalnya hanya cukup dua jalur kendaraan menengah. Sebagai obat lelah apabila menempuh perjalanan ini antara lain pemandangan indah di hutan pinus Trenggalek. Selain hutan itu, jalan raya baru yang dikanannya berupa jurang sungai dan area persawahan penduduk ketika hendak memasuki kota Panggul. Atau coba liat kearah pantai Pelang yang bisa dinikmati dari jalan raya yang berliku dari atas bukit, apabila capek anda bisa saja berhenti sejenak di warkop atau warung rakyat di atas bukit sambil menikmati PLTU.. tapoi jangan harap bisa menikmati PLTU malam hari lho ya?... karena hampir sepanjang jalan penerangan yang ada hanyalah lampu dari kendaraan Anda plus beberapa lampu depan rumah penduduk setempat. 


Dari sini Kec. Ngadirojo tinggal ditemouh dalam hitungan menit.. 15-20 menitan lah.. anda akan memasuki jalanan lurus nan panjang. Disana anda akan disambut oleh jembatan besi besar nan tidak lebar yang melintasi sungai terbesar dan terpanjang di kec. Ini. Arus sungai tersebut membentang luas dan menggalir dari arah utara setidaknya arus sungai sudah besar ketika memasuki desa Cangkring trus mengalir ke selatan sampai dengan sisi kiri Pantai Taman. 

 
Ketika saya masih kecil, saya seringkali diajak main ke sungai ini oleh kakek saya.   Selamat Datang di LOROK! Uniknya jalan utamanya lurus sejak pertigaan Hadiwarno belok sedikit di Ngadirojo Pojok atau depan Kawedanan lalu lurus terus, belok kanan di pasar carbon dan kembali lurus sampai Ruskesmas Ngadirojo. Simple sekali bukan?

Lain lagi apabila kita ke Lorok lewat jalur kota Pacitan. Jarak yang harus ditempuh sejauh 40an kilometer. Rute sendiri akan dimulai dengan menyeberangi jembantan arjowinagun yang mungkin merupakan jembatan paling besar di kabupaten ini. Setelah itu pasar rakyat atau tradional lebih akan banyak kita jumpai di rute ini. Tantangan pertama yang mungkin dihadapi ialah jalur menanjak nan panjang plus tikungan ke kanan 2 kali. Dari sini kita bisa melihat Pantai Teleng Ria Pacitan yang berada di kelokan Teluk Pacitan dari atas gunung lalu panorama multi bukit-bukit kecil selalu berganti panorama sesuai dengan musim yang berlangsung.



Saya sempat kaget ketika melihat panorama ini pada saat musim kemarau. Nampak jelas dibukit ini dinding pasir atau tanah plus bebatuan dan sedikit warna daun atau tumbuhan di atas permukaan tanahnya. Sekilas mirip dengan pemandangan Grand Canyon yang di Amerika sana. Akan tetapi bila sudah berganti musim penhujan. Batuan tadi tertutupi oleh hrimbunnya pohon dan tidak jauh beda dengan beberapa bukit yang berserakan.

Sebenarnya, apabila kita datang dari Kota Ponorogo, maka ada beberapa rute altenative yang langsung menuju Lorok yakni melewati jalan kecil pedesaan, kondisi Rute? Saya tidak berani menyarankan. Sekali saya melewati rute dari Tegalombo sampai ke Tulakan, kota kecamatan sebelum Lorok, wow.. Rutenya sangat menanjak dan turunannya curam. Semua tergantung pada Nyali, Navigasi serta kondisi kendaraan sendiri.  Setelah melewati kecamatan kota Tulakan, perjalanan sudah ditempuh 50 persen dan dari sini kondisi jalan sedang dalam masa pelebaran dan perbaikan.

Sesaat sebelum memasuki Kota Lorok sebuah Puskesmas Kecamatan menyapa dan anda tinggal jalan lurus kea rah selatan untuk masuk ke Kota Lorok.

Sejatinya Lorok atau Ngadirojo bisa dokategorikan kecamatan kota atas dasar perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat yang bercampur atara sisi traditional dan modern. Daerah ini telah berkembang pesat dalam satu decade belakang dan hal ini didukung oleh pembangunan sarana jalan raya yang giat dilakukan serta adanya beberapa tokoh nasional yang memiliki ikatan bathin atau darah dengan daerah ini. Konon leluhur salah satu mantan menteri wanita dinegeri ini punya sanak family disalah satu desa di kec. Ini. So sebagai dhrama bakti, beliau membangun dan memperbaiki jalan desa yang panjangnya hampir tiga desa yakni jalan desa yang dibangun dikaki bukit sebelah barat mulai dari desa Cokrokembang sampai dengan desa Pagerejo.   

well... saya masih ada cerita menarik tentang Lorok... tunggu tanggal mainya... SEGERA...
sebagai bocoran... anak bulukuduck mengunakan pil Bodrex buat reparasi Accu motor yang tekor...

7 komentar:

  1. Lumayan capex mbacanya.,tpi ttp asik.hehe
    Jdi sdikit trobati neh rindu kampung halaman.
    Met ngeBlog aja sob.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo cuman potret doank sih aq juga udah bejibun... tapi terkadang ada beberapa hal yang berkesan dan tidak kita sadari...

      thank juga atas Atensi dan makasih udah reading it all bro...

      Hapus
  2. Mantap lah buat di baca.sama sama lahir di lorok

    BalasHapus
  3. wow.... lorok kenangan indah tak terlupakan. sempat sekolah di SD Ngadirojo kls 1 dekat kawedanan walopun cuman setengah tahun. itu tahun 1979. sungai, sawah, pgunungan suasana desa yang damai. kemana ya temen2ku dulu?

    BalasHapus
  4. wow.... lorok kenangan indah tak terlupakan. sempat sekolah di SD Ngadirojo kls 1 dekat kawedanan walopun cuman setengah tahun. itu tahun 1979. sungai, sawah, pgunungan suasana desa yang damai. kemana ya temen2ku dulu?

    BalasHapus
  5. Penasaran ingin lihat kampung bapakku beserta keluarganya soalnya bapak 62 tahun tidak pernah pulang semenjak merantau ke sumatera barat.

    BalasHapus