Selasa, 25 Desember 2012

Niac Mitra - Sejarah hebat Klub Sepak bola Lokal Indonesia


 

Tekuk Arsenal 2 – 0 di Tambaksari
 

Dulu, tim nasional PSSI sering kebanjiran tamu-tamu hebat. Mulai dari Dinamo Moskow dengan Vladimir Bubukin-nya, Santos dengan Pele-nya, tim nasional Uruguay, PSV Eindhoven atau Feyenoord. Dua klub Inggris Stoke City dan Queen’s Park Rangers, Brno (Ceko), Kristiansand (Norwegia), Ebsbjerg (Denmark) juga pernah datang.
Saya akhirnya ingat ketika di bulan Juni 1983, Arsenal melawat ke Indonesia. Reputasi klub elite London kala itu belum senyaring sekarang. Di Inggris saat itu adalah eranya Liverpool, Nottingham Forest atau Aston Villa, yang salah satu bintangnya kini menjadi pelatih nasional Indonesia.

Siapa lagi kalau bukan Peter Withe. Saya sendiri masih ingat gol tunggalnya ke gawang Bayern Muenchen mengantarkan Aston villa-klub asal Birmingham meraih trofi Piala Champion 1981/82.

The Gunners, datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup David O’Leary, datang ke negeri khatulistiwa dengan tujuan utama berlibur ke Bali.

Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0 atas PSSI Selection di Senayan, namun yang terjadi kemudian, tepatnya pada 17 Juni 1983 saat lawan juara Galatama, Niac Mitra di Surabaya, sungguh membelalakkan mata. Arsenal kalah 0-2! Ini jauh lebih hebat dari Marzuki Nyak Mad cs. saat menahan PSV dengan Eric Gerets dan Ruud Gullit-nya 3-3 di Senayan.









Menurut Kompas waktu itu, banyak yang mencibir kekalahan Arsenal sengaja dibuat. Salah satunya lantaran mainnya jam 2 siang! Atau diusirnya Alan Sunderland oleh wasit Ruslan Hatta. Publik Stadion 10 Nopember menyebut dua pemain Singapura, kiper David Lee dan Fandi Ahmad, sebagai pahlawan kota pahlawan.

Fandi, yang usai membela Niac Mitra ditransfer ke Groningen, membuat gol di menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Jangan kan Persija yang kalah dari Persebaya di partai pamungkas Liga Indonesia belum lama ini, Inggris saja selalu menderita di Surabaya. November 1945, komandan perang Brigjen Mallaby tewas terbunuh oleh para pejuang dalam “Battle of Soerabaia”. Lalu Juni 1983 giliran Arsenal yang dibekap Niac Mitra.

Kalau begitu ada baiknya, PSSI menetapkan saja Stadion 10 Nopember sebagai “Wembley-nya” tim nasional untuk partai internasional.






Data dan fakta Pertandingan:

Niac Mitra VS Arsenal (2:0)
Tanggal : 16 Juni 1983
Stadion 10 November, Surabaya
pencetak gol: Fandi Ahmad 37, Joko Malis 85

Susunan Pemain:
Niac Mitra : David Lee, Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa, Yudi Suryata, Rudy Kelces, Rae Bawa/Yusul Male, Joko Malis, Hamid Asnan/Syamsul Arifin, Fandi Ahmad, Dullah Rahim/Yance Lilipaly

Arsenal : Pat Jennings, Colin Hill/Stewart Robson, David O’Leary (Mantan Pelatih Leed United tahun 1998-2001), Chris Whyte/Lee Chapman, Kenny Samson, Brian Talbot, Alan Sunderland, Paul Davis, Brian McDermott, Raphael Meade/Terry Lee, Graham Rix.

Beberapa reputasi Mantan Anggota Arsenal 1983 yang datang ke Indonesia
Pat Jennings       = Salah satu kiper legendaris Timnas Inggris
David O’Leary    = Mantan Pelatih Leed United tahun 1998-2001, Aston Villa
Graham Rix         = Mantan Pungawa timnas Inggris

 
 

Klub Surabaya TOP waktu itu:
ASGS           = Assyabab Salim Group
Mitra            = Mitra Surabaya (klub dengan dana Swasta/Publik
Persebaya     = Didani Pemkot

 

Sekilas tentang Niac Mitra 

NIAC  = New International Amusement Centre

Niac Mitra
3 kali Juara Kompetisi Galatama pada tahun 1980-82, 1982-83, 1987-88
1 Kali Runner up Kompetisi Galatama tahun 1988-89
Runner up Piala Galatama tahun 1992
Juara Aga Khan Gold Cup 1979

Piala Emas Aga Khan (Aga Khan Gold Cup) merupakan turnamen sepak bola yang diselenggarakan di Dacca, Pakistan Timur (kini, Bangladesh). Dalam sejarahnya, tim-tim Indonesia pernah menjuarai Piala Emas Aga Khan, yaitu timnas Indonesia “Kombinasi”, timnas Indonesia Garuda, PSMS Medan, dan NIAC Mitra Surabaya. Inilah catatan-catatan (“maksimal”) berdasarkan penelusuran NovanMediaResearch dari media-media yang terbit pada jamannya.

Sejak Persija menjuarai Quoc Khanh 1973 di Saigon (kini, kota Ho Chi Minh), tim-tim Indonesia tidak berprestasi (juara) lagi. Karenanya, keberhasilan NIAC (New International Amusement Centre) Mitra menjadi juara Piala Aga Khan 1979 dianggap sebagai pelepas dahaga. Padahal, pada Piala Aga Khan kali ini, Korea Selatan (tim B) dan China (Liaoning) disebut-sebut sebagai calon juara.

Bahkan di babak penyisihan, NIAC Mitra mengalahkan Korea Selatan 4-1 dan Liaoning 2-1. Di final, NIAC Mitra mengalahkan Liaoning 4-2 melalui adu tendangan penalti setelah selama 2 x 45 menit dan 2 x 15 menit masih imbang 1-1. Selain itu, Dullah Rahim (NIAC Mitra) dipilih sebagai pemain terbaik oleh para wartawan Bangladesh.
  



Mitra Surabaya
Mitra Surabaya terdegradasi ke Divisi Satu Liga Indonesia pada tahun 1999

Mitra Kukar
Dibeli pemilik Barito Putra dari Banjarmasin yakni H. Sulaiman HB dan pindah markas ke ibu kota Kalimantan Tengah, Palangkaraya.
Nama menjadi Mitra Kalteng Putra (MKP).
2001, Mitra Kalteng Putra degradasi ke Divisi Dua Liga Indonesia.
2003 kembali pindah markas ke Kabupaten Kutai Kartanegara dengan status dipinjamkan.
Mitra Kalteng Putra kemudian berganti nama lagi menjadi Mitra Kukar saat menjalani kompetisi Divisi Dua Liga Indonesia musim 2003
2004 iku kompetisi Divisi Satu Liga Indonesia.
2005 Dibeli dari H. Sulaiman HB dengan harga Rp. 1,5 milyar dan status Mitra Kukar secara resmi menjadi milik Kutai Kartanegara.
2007 Tampil sebagai juara Grup IV sekaligus melaju babak semifinal Divisi Satu Liga Indonesia.
2008 Mitra Kukar berhasil lolos ke Divisi Utama Liga Indonesia. Namun, Mitra Kukar gagal melangkah ke babak final setelah kalah dari Persikad Depok melalui adu penalti.




Mitra Kukar untuk pertama kalinya mengarungi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia sejak musim 2008. Setelah 3 tahun berlaga di Divisi Utama, Mitra Kukar akhirnya menembus kasta tertinggi Liga Indonesia pada musim 2011/2012 setelah meraih predikat Juara III Divisi Utama Liga Indonesia 2010/2011.
   







Jumat, 14 Desember 2012

PUISI CURHAT BUPATI GARUT





Lebih Tragis dari Kisah Shakespeare

Bulan November kalau Gun N Roses menyebut November Rain.. alias masa-masa kelabu.. kebetulan juga memasuki masa-masa musim dingin yang menusuk kulit..

Cerita lain, tentang bulan November diwakili oleh Keanu Reaves lewat sebuah film yang berjudul tentang Sweet November..

Itu mah cerita Amrik.. gimana dengan Indonesia..? Kita tidak KALAH!!!
Kita ada cerita yang menginspirasi orang lain untuk berkarya dan bisa tetap hidup..
salah satunya ada dibawah ini..

Bupati Aceng yang selama ini bekerja keras membangun reputasi..
pada akhirnya.. HARTA, TAHTA dan Wanita berhasil didekapnya..
Tapi apa daya.. Kisah Asmaranya dengan Gadis muda yang disuntingnya..
berakhir Tragis.. setragis kisah Romeo and Julietnya William Shakespeare..

Tanpa ini itu..

Mungkin ini bisa mewakili apa yang sekarang ini dirasakan dalam bathin sang Bupati..


PUISI CURHAT BUPATI GARUT
oleh Anonim

Pernikahan yang hanya 4 hari aku rajut,
Kini mulai disangkut paut,
Sebagai skandal yang menurutku gak perlu diribut,
Ini pasti ada yang menghasut,
Dalam arena politik wajar kl saling sikut dan saling hasut,
Agar aku lengser dari Bupati Garut,
tapi aku gakkan beringsut,
walau terjadi kemelut.

Awalnya aku kepincut,
oleh Fani Oktora yang lemah lembut,
orangnya ramah gak pernah cemberut,
dan suka makan tutut.

Dia terlihat seperti gadis penurut,
kalo diajak bicara dia slalu manggut manggut,
tapi sayang dirinya robek dibagian selaput,
mungkin sblm aku sdh ada yg merenggut,

begitupun sakit polionya yg mulai akut,
sampai masalah bau mulut,
sungguh tak patut,
jadi wajar kalau dia aku luput,
ikrar janji suci pernikahanpun aku cabut.

...
Tuhan… aku sekarang sudah mulai takut,
karena kasusku terus di usut,
sekarang aku mulai tersudut,
tidak hanya pihak Fani yang menuntut,
tapi masyarakat luaspun ikut tersulut,

berat badanku yg dulu agak gendut,
sekarang sudah mulai beringsut surut,
memikirkan nasib karir politikku yg mulai semrawut,
pikiranku semakin kusut,
pekerjaanku semakin carut marut,
bisa saja aku menjadi bangkrut,

Sekarang aku bisanya cuma kentut dan kentut,
jantungku sudah mulai lamban berdenyut,
semoga saja aku gak sampai semaput,
apalagi dijemput malaikat maut,
namun aku harus tetap chemungut,

Tuhan…
maafkan aku karena ajaranmu tak aku anut,
hingga aku tak bisa menjaga ini perkutut,
sehingga ia bebas terbang kemana ia ingin bergelayut
dan bebas memagut.

Benar firman Tuhan,
akan terjadi petaka kalau kita tidak bisa nurut
dan jaga benda yang dibawah perut,
diatas lutut,
benda yg mirip liliput,
yaitu iwak belut.

12.12.2012.
by GBbino

Semoga kisah ini membuat kita sadar.. apa yang kita perbuat..
berpengaruh pada hidup kita dan orang lain juga..