Kamis, 13 Desember 2012

Jurus 26 tahun Sir Alex Bangun Manchester United





Mau Ambil Hati Direksi


Satu rahasia mengapa Sir Alex bisa mapan dibanding dengan para manager lain dikancah kompetisi seketat EPL ialah kemampuannya melunakkan hati para Petinggi di Old Trafford. Dengan kata lain, Sir Alex mampu “menggambil hati” para petinggi United alias he he he agak sedikit “pinter ngatok”. Saya bisa berkomentar begitu lantaran, sejatinya apa yang dicita-citakan klub tidak “semata” berbicara gelar saja. Lho koq..? memang sejatinya dan sering kali dihembuskan media bila klub Old Trafford itu sangat berambisi menjadi yang terbaik dalam berbagai kompetisi tapi ada “keinginan” yang lebih besar dan juga penting. Yakni “masa depan dan ekonomi klub” dalam jangka panjang.

Sah-sah saja kalau anda beranggapan opini saya salah.. dan sah-sah saja bila saya beropini demikian. Lantaran saya sendiri sudah mengikuti perkembangan MU sejak tahun 1990an, saya ingat pertandingan pertama yang saya tonton yakni saat Final FA Cup 1990 melawan Crystal Palace. BIntang MU kala itu sang kapten Marvel yakni Brian Robson. Kemenangan saat Final Winners Cup 1991 saar mengalahkan Barcelona membuat saya semakin jatuh hati ke klub dengan nama awal Newton Heath ini. Oke, saya tidak akan beradu statistic dan data-data akurat dengan anda, 22 tahun merupakan waktu yang lama dan terlalu banyak hal mesti dihafal dengan otak saya.. tapi ini sekilas saja kit BERBAGI informasi

Masa Awal Karir.. Gak Menjanjikan

Saat pertama kali Fergie, Gelar Sir baru didapatnya tahun 1999/2000 setelah memenangi Trebel Winner 1999. David Beckham juga mendapat gelar kebangsaan pada saat bersamaan tapi masih dibawah Sir.. David sendiri dapat MBE atau OBE.. saya juga tidak ingat betul.. Saat pertama kali Fergie tangani Old Trafford, akhir tahun 1986, mampu membawa finish klub tersebut di tempat kedua, dua tahun berikutnya, malah semakin jauh dari sasaran United terlempar dari sepuluh besar, dan menempati urutan ke 13 ditahun ketika dia menanggani. Tapi Posisi Fergie aman-aman saja. Karena Fergie mampu menyakinkan pihak Old Trafford “the best is yet to come”. 

Jujur saja, Fergie sendiri sudah memboyong beberapa nama tenar di Inggris, mulai dari Bek tinggi besar Steve Bruce, Paul Parker, Brian Mclair dsb. Selain itu, Fergie sadar,  bahwa dengan meyakinkan klub untuk Investasi di bibit muda, “Class of 92” sudah ditangan Fergie waktu itu, Fergie mampu melunakkan petinggi Old Trafford untuk tidak mendepaknya. Bisa jadi alasannya, Klub ingin hasil maksimal dengan budjet minimal.. dan Fergie pun tahu keinginan klub untuk survive. Dia dasarnya suka sedikit gambling dengan mengandalkan mayoritas pemain muda deibanding pemain jadi atau senior. kebiasaan ini memantik komentar miring dari seorang manajer papan atas EPL dengan “You can’t win anything with Kids Fergie”. Sangatlah beralasan bilamana Manager tersebut berkomentar begitu, EPL termasuk ajang kompetisi yang kejam terutama buat para pemain muda. Media di tanah Ratu Elizabeth inipun juga terkenal “lidah tajam” lantaran bilamana pemain berbuat ulah baik didalam atau diluar lapangan, apalgi bila sampai merugikan Negara mereka, siap-siap mereka menjadi “PUBLIK ENEMY #1”. 

Sekali lagi Fergie berhasil melunakkan petinggi klub kala klub meminta dia memilih jual pemain dulu dan beli baru kemudian. Apalagi United masih belum termasuj klub kaya. Fergie pun tidak keberatan anak asuhnya menjadi komoditas iklan apparel sepakbola demi memenuhi keinginan klub yang tidak lain ialah “UANG”.

Lihat saja, Beckham, Giggs, Scholes, Neville, Butt yang dimotori oleh Eric “The King” Cantona mulai menjajal gemerlapnya selebritas komersial produk.  Tapi diantara semua Beckham-lah yang paling bandel dan keterusan berkecimpung didunia seleb hingga membuat Sir Alex berang.

Setelah Fergie mampu berprestasi dengan merebut gelar demi gelar EPL, Dia tetap saja masih “melunakkan” hati para petinggi Old Trafford. Apalagi dalam 26 tahun kepemimpinannya, MU hanya mampu menjuarai pentas Liga CHAMPION 2 kali saja.. kedua-keduanya kental dengan “unsur” luck dan sisi magis yang tinggi. Tapi kenapa koq masih dipertahankan?...

Ya selama itu Fergie mampu menjaga performa United di papan Atas, di EPL selalu mendapat jatah ticket Liga Champion. semua tahu khan bila mana bisa tembus di babak utama, dipastikan mendapat “UANG” yang tidak sedikit. Minimal bila pemasukan sedikit, nama merk UNITED selalu ada tiap tahun. Tentang Prestasi, nomer dua.. Uang dulu lebih utama.. tidak heran United selalu masuk ke jajaran TOP THREE klub terkaya didunia. Coba kita bandingakan dengan Barcelona dan Madrid yang lebih banyak mengoleksi Juara, MU hanya 3 kali.. apalagi bila dibandingkan dengan AC MILAN yang lebih banyak menjuarai, Milan masih kalah jauh dari kekayaan MU.. tak heran, konsistensi yang berujung pada pemasukan yang stabil membuat posisi Sir Alex mapan.

Mau bermusuhan dengan Fan Setia

Fakta lain, Fergie mau menyetujui beberapa kebijakan klub yang bisa “merugikan” atau “menurunkan” kesolidan klubnya asalkan Klub bisa “Happy”. Hal ini bisa dilihat dengan kasus hengkangnya Beckham, Nistelrooy, dan terakhir Cristiano Ronaldo dengan harga yang tidak murah. jujur sebagai pelatih di dunia ini, siapa yang mau kehilangan pemain dengan caliber seperti mereka.. hanya seorang Fergie yang mungkin mau.. Selain itu, Fergie mau-mau saja kebijakan klub yang membatasi margin pembelian United. Sejauh ini yang paling mahal hanyalah Rio Ferdinand, Juan Sebastian Veron dan Ruud Van Nistelrooy selain itu, semua dibawah harga margin.

Terkadang, Fergie juga bersedia berseberangan dengan keinginan Fan.. demi jajaran Direksi. Masih Ingat saat Malcolm Glasser membeli United dengan dana “Utang” fan united berang sekali, mereka menghujat keluarga Glasser yang duduk diposisi-posisi tertentu.. tapi Fergie malah merangkul pemilik dan siap menangung Utang SEGUNUNG..
Bandingkan pula beberapa pelatih TOP yang mungkin lebih berprestasi yang didepak oleh klub lantaran tidak bisa mengambil hati direksi. Sebut saja Vicente Del Bosque yang memberikan gelar Liga Champion ke Madrid dalam waktu yang lebih pendek, atau Mancini kala menangani Inter, atau Fabio Capello yang mbalelo saat menangani timnas Inggris.
Hal ini sepertinya yang ditiru oleh Arsene Wenger dengan “tunduk” pada kebijakkan klub asalkan klub untung lebih banyak. Sah-sah saja klub berpikiran begitu, bila tidak bisa mendapat prestasi, asalkan mampu mendatangkan sisi komersial tinggi pasti Direksi Klub akan pikir-pikir mendepaknya. terlebih, Sekarang banyak klub yang jor-joran beli pemain demi gelar. 

Gelar No 2 #1 UANG

Well sekarang sudah berbeda, tujuan klub tidak lagi prestasi, melainkan tetap eksis dengan pemasukan besar.. sepertinya hadiah uang juara hanyalah “bonus”, rating klub, hak siar tiap pertandingan, sponsor serta market supporter yang menglobal sudah menjadi PRESTASI yang tidak kalah hebat.. Tak heran Sir Alex bisa langgeng.. adakah yang mau meniru langkahnya?...









Sebagai Oleh-oleh Ini Wallpaper Kesuksesan Alex Ferguson





1 komentar: