Minggu, 26 Agustus 2012

Lorok Ngadirojo Wilayah Selatan : Pesona Pariwisata Pantai

Nostalgia Tempoe Doeloe & Kala InI

Jalur Tanjung Puro – Hadiwarno



Melanjutkan dari ulasan sebelumnya, selepas dari desa Wiyoro, kearah selatan maka kita akan sampai dikawasan Desa Tanjung Puro, Hadiluwih dan Hadiwarno. Didaerah Tanjung Puro, yang panjang jalurnya tidaklah begitu panjang, kurang lebih 3 km, anda akan menikmati hamparan lahan padi dikanan kiri jalan..selain itu bangunan SMA Negeri Ngadirojo dengan gapura khasnya akan menanti anda, bila anda merasa lapar jangan kuatir karena dilokasi tersebut terdapat beberapa kios makanan yang ramai yang berada didepan pintu air. Kios Kios tersebut sudah dibangun disana sejak lama, rasanya perlu sekali untuk konservasikan wilayah ini dan didapuk menjadi sentra pujaera khas makanan Lorok yang nantinya bisa menyokong kebutuhan makanan dijalur Pantai Selatan.   
Berbicara tentang Pintu Air Tanjung Pura, pintu air ini mengatur irigasi aliran sungai yang asal bisa jadi sama dengan Pintu Air di kreteg Cerbon.. Aliran sungai mungkin tidak melewati depan pasar tapi aliran ini mulai membesar didekat pintu air. Kondisi jalananpun tidak banyak berubah yakni jalanan rindang dari lindungan pohon-pohon besar yang ada dikanan kiri badan jalan.  





Gang Boston


Saya tertarik dengan sebuah nama yang ada disini yakni Gang Boston.. rasanya nama tersebut tidak lagi digunakan saat ini dan diganti dengan nama yang lebih berbau Indonesia. Nama gang Boston sendiri merupakan akronim dari kata Jembatan Beton – yang lebih enak didengar ya nama Boston tadi. Kebetulan juga di ujung belakang gang tersebut ada sebuah jembatan gantung yang melintasi sungai terbesar dan terlebar di Kecamatan Ngadirojo. Aliran sungai tersebut bermula jauh di utara wilayah kecamatan dan mengalir melewati beberapa desa yang antara lain Desa Cangkring, Ngadirojo, Wiyoro, dan Tanjung Puro sampai bermuara ke Laut Selatan. Aliran sungai mengalir disebelah timur kecamatan Ngadirojo dan berbatasan dengan bukit/gunung disebelah timur.


Kawasan Pertigaan Hadiwarno 



Kreteg Kangkung

Lurus saja ke arah selatan maka kita akan menjumpai sebuah pertigaan besar, bila anda belok kearah kiri atau ke timur maka rute tersebut akan membawa anda ke arah kota Trenggalek dan pastinya anda akan melewati Kreteg Kangkung yang merupakan jembatan terbesar di Kecamatan Ngadirojo. Jembatan dari bahan beton dan baja ini pernah mengalami pelebaran dan rekonstruksi akan tetapi bentuknya hampir serupa dengan bentuk khasnya yakni konstruksi bajanya. Bisa dibayangkan betapa besar peranan jembatan ini, bila mana jembatan ini roboh pastinya arus lalulintas penghubung antara daerah Pacitan – Trenggalek akan putus total. 



Sampai saat ini peranan Kreteg Kangkung terlihat semakin vital dan belum tergantikan dengan adanya 2 proyek besar yakni PLTU Bawur dan Jalan Lintas Pantai Selatan. Saat ini saja jalan desa Hadiwarno telah mengalami pelebaran dan peningkatan kondisi jalan. Untuk mengetahui rute Ngadirojo trenggalek and bisa juga akses ke link berikut:
Link: 

http://uncommonlygenius.blogspot.com/2011/11/pesona-rute-touring-jalur-selatan.html

Pesona Pariwisata Pantai


Sebaliknya bilamana anda belok ke kanan maka anda akan memasuki kawasan wisata pantai dan desa Nelayan. Dulu dipojok pertigaan tadi, dibawah shelter sederhana, sempat digunakan untuk berjualan ikan hasil tangkapan nelayan. Ikan hasil tangkapan nelayan yang seringkali saya santap bersama keluarga saya disana ialah jenis ikan layur yang bentuknya pipih panjang, ikan tongkol, dan saya lupa namanya yang ini, warnanya agak pink (kemerah-merahan pada ekor dan sisiknya) dan memiliki daging yang lezat layaknya ikan mujair. Selain disini, bila ingin membeli ikan hasil tangkapan nelayan bisa menuju ke Segara Anakan – disebelah barat Pantai Taman dan sebelum daerah Puring. 


Didepan shelter tadi ada lapangan bola, yang kerap kali digunakan sebagai terminal dadakan saat Idul fitri hari ke 2. Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Lorok saat hari kedua Idul FItri digunakan untuk pergi ke Pantai Taman. Sarana transportasi yang melayani ya beraneka ragam mobil penumpang serta barang yang diberi kap sederhana. Nah dilapangan inilah mereka menjemput dan menurunkan wisatawan. Ada yang unik, banyak pemuda Lorok yang bekerja dikota sebagai supir mikrolet. Nah mereka membawa mikrolet tersebut ke Lorok dan dijadikan Andong. Ada yang berplatkan Surabaya, Malang dan kota-kota besar lainnya. Sepertinya semua sudah berubah, rasanya mikrolet-mikrolet dari luar kota tersebut dilarang beroperasi lagi ya demi rejekinya para kru transportasi setempat.  


Berbicara tentang Wisata Pantai, jaman dulu hanya Pantai Taman saja yang dikenal luas dan dijadikan tujuan berlibur. Pantai yang akses masuknya hampir tidak berubah plus toko disebelah gang yang nyaris tidak berubah, biasanya mengelar konser musik pada hari raya kedua. Begitu pula ketika hendak membersihkan diri, kita mesti berjalan dan mengunakan sumur milik warga dan masjid/mushola terdekat untuk bersih diri. Sekarang agak lumayan karena sudah dibangun sebuah shelter persis diujung gang masuk dan juga telah dilengkapi sarana kamar mandi. Sepertinya, Pantai Taman sudah mulai ditinggalkan oleh penikmat pantai sana, ini terlihat semakin banyaknya penikmat pantai yang lebih suka menghabiskan waktu di area pantai yang terletak disebalah barat dan sepanjang Jalur Lintas Selatan.  Bila anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang pesona pantai dikawasan ini, anda bisa akses via link berikut:

http://uncommonlygenius.blogspot.com/2011/05/jalur-selatan-pacitan-so-beautiful.html


Yaa begitulah cerita nostalgia saya semasa saya menghabiskan masa kecil saya di Lorok. Apabila isi konten ini agak subyektif ya sekali lagi saya minta maaf… jujur saja saya lebih banyak menghabiskan waktu di daerah Cokrokembang dan Ngadirojo sedang untuk wilayah Selatan, tidak banyak yang saya tahu...

Akhir Kata jangan segan-segan berkunjung ke daerah ini…    

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar