Palmwijn-verkoper op Java
Legen,
Toak dan Siwalan
Sepulang sekolah, ketika terik mentari
menyengat, udara begitu panas serta cucuran keringat membasahi badan, satu
dalam benak yakni minuman dingin nan segar. Pilihan waktu itu, tidak sebanyak
saat ini. Salah satu favoritnya anak usia sekolah terutama yang laki-lagi ialah
es legen.
Tidak bisa dipungkiri rasa minuman ini begitu menyegarkan
bahkan saking enaknya, penyuka bisa
sampai mabuk legen atau toak. Konon kedua jenis minuman ini legen dan toak itu nature alias tidak ada
campuran kimia apaun tapi rasanya tetap sedap.
Sejauh ini toak yang terkenal dari daerah Gresik.
Penjual es legen biasanya menempatkan minuman tradisional
tersebut kedalam bonjor yakni tabung
bambu yang panjangnya sekitar 1-1,5m. Tabung bambu yang sekat antar ruasnya
telah dibersihkan menjadi ciri khas penjual legen. Biasanya untuk bonjor yang ukuran kecil diisi dengan legen tapi kalau yang ukurannya panjang-panjang
di sisi dengan toak.
Bahkan sebagai pasangan minumannya, beberapa buah siwalan
tergantung mewarnai dagangan penjual es legen. Buah dari pohon sejenis pohon
kelapa namun berukuran lebih pendek dulu banyak dijumpai di daerah
Kenjeran. Menurut penuturan warga
setempat rasa buah ini enak, tapi kalau kebanyakan memakan bisa membuat ngelu
atau kepala pening.
Selain dijajakan dipinggir jalan seperti dikawasan
Gunungsari, Karangpilang, Diponegoro, Undaan, legen atau toak kerap dihidangkan
pada acara “melekan” pada sebuah hajatan.
Sekarang jarang sekali
kita melihat penjual legen yang menjual dalam buluh bambu seperti foto
diatas. Kebanyakan sudah dalam bentuk
botolan Aqua ukuran 700ml. Apalagi yang jual tuaknya, lebih sulit lagi.
Lebih parahnya bukan hanya tempat
jualannya yang diganti, tetapi isinya juga diganti dengan air tape begitu juga
dengan minuman tuaknya. jo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar