Ny.Everdina Soetomo. Walau Everdina, wong wadon Londho, konon dia cakap memasak makanan lokal indonesia
seperti nasi goreng, rendang ataupun soto. Hal ini diakui oleh teman-teman Dr
Soetomo yang ada diBelanda pada waktu Dr Soetomo mendapat tugas belajar selama
4 tahun di Belanda.
Kala Dr Soetomo kembali ke
tanai air, Everdinapun kembali mengikuti sang suami. Everdina juga masih suka
menyiapkan hidangan-hidangan untuk teman-teman suaminya yang sering bertamu di
rumah Jl.Simpang Dukuh atau di GNI (Gedung Nasional Indonesia) di Jl. Bubutan.
Kala itu Dr.Soetomo diangkat menjadi dosen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di
NIAS, lalu memimpin berbagai organisasi. Salah satunya membentuk PARINDRA
(Partai Indonesia Raya).
Tanggal 13 Februari 1934 jam
09.10 pagi, Ny.Dr.Soetomo menghembuskan nafas terakhir di pangkuan sang suami
menjenguknya di rumahnya di daerah Claket, Malang. Everdina dimakamkan di Kembang Kuning,
Surabaya. Pada saat pemakaman, Dr Soetomo memberikan pidato terakhir buat sang
istri tercinta. Sepeninggal sang istri, Dr.
Soetomo tidak menikah lagi hingga ajal menjemputnya pada 29 Mei 1938 di usia 50
tahun, sebagai bukti kesetiaan beliau pada cinta pertama dan terakhirnya walau
semasa hidup kedua sejoli ini tidak dikaruniai seorang anakpun. Jo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar