Pacitan
Paradise Touring 2016 Via Ponorogo
Tak bisa
dipungkiri, salah satu salah satu daya pikat daerah Pacitan yakni wisata
pantai. Julukan kota seribu pantai memang pantas disematkan bagi kota kelahiran
mantan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Walaupun selain
pantai-pantai yang indah, pacitan juga terkenal dengan beberapa Icon. Sebut
saja gua gong, goa tabuhan, batu akik dan marmer, nasi tiwul yang gurih dan
kuliner khas lainnya. Tak salah saya tak bosan-bosan mengunjungi daerah ini.
Salah satu pemicunya yakni, selalu saja ada info baru daerah-daerah yang masih
baru namun memiliki pesona yang tak kalah indah. Nah, kali ini, sebagai penyuka
touring dan mbolang, saya bermaksud untuk berbagai pengalaman mbolang selama
disana.
Setelah
sebelumnya saya melalui rute JLS yakni jalur Trenggalek – JLS – Pacitan, kini
giliran jalur umum yakni via Ponorogoke arah selatan. Jalur ini panjangnya
kurang lebih 70-an km dengan waktu tempuh 1.5-2 jam dengan roda empat. Apabila
menggunakan R2 maka lebih singkat. Apa yang ditawarkan sepanjang Rute ini?
Blok Macan Ponorogo
Sebelum
menempuh rute ini, anda bisa tenggok dan break
sebentar di alun-alun sekaligus pendopo Kabupaten Ponorogo yang megah dan khas
dengan patung harimau. Spot ini dikenal dengan istilah Blok-M, bukannya Blok-M
di Jakarta atau Blackmarket namun, Blok Macan.
Disini ada si Kelana Suwandana yang menggerahkan beberapa ekor macan,
ada juga patung Pujangga Anom. Penggalaman dulu, saya pernah naik lift digedung
pemda setempat hingga lantai paling atas sehingga bisa melihat landscape Kota
Ponorogo. Kebijakan baru, kendaraan anda tak lagi bisa diparkir didepan Blok M.
Anda bisa parkir diseberang jalan sebelah kiri pendopo.
Cascade Sungai Perbatasan Gemaharjo
Jalur Ponorogo
–Pacitan memang berliku mengikuti alur sungai Grindulu yang bermuara di Pantai
Selatan. Sungai ini memang dikenal sebagai sungai terpanjang. Nah, salah satu
spot menarik yakni cascade atau undak-undakan sungai menyerupai air terjun
berundak di daerah perbatasan Gemaharjo.
Anda bisa
memarkir kendaraan anda ditepi jalan setelah jembatan lalu turun ke sungai
untuk sekedar jeprat-jepret. Untung saat kunjungan saya, air sungai yang
mengalir jernih. Namun, anda juga perlu hati-hati, lantaran tak dipunggut bea
masuk, bila anda mengalami kecelakaan saat dilokasi menjadi resiko dan tanggung
jawab anda sendiri.
Apabila anda
melewati jalur ini pada masa penghujan, maaf sebelumnya bilamana air agak keruh
kecoklatan karena membawa kandungan lumpur. Belum lagi, sepanjang rute ini,
kerap mengalami longsor. Jadi ada baiknya, update terus informasi, salah
satunya bisa diperoleh via facebook page info pacitan.
View Sungai Bebatuan, Dinding Tebing &
Jembatan Gantung
Selain cascade
di perbatasan Gemahharjo, hampir sepanjang rute hingga kota Pacitan, anda
disuguhi pemandangan sungai, dinding tebing berbatu, sesekali hamparan
bebatuan/kerikil disepanjang sungai, serta jembatan gantung yang masih bisa
dijumpai. Jembatan gantung ini merupakan sesuatu yang khas juga, biasanya khan
banyak dijumpai diluar jawa nah bagi anda yang suka mencari spot fotography
atau selfie, bisa di ekplore jembatan yang masih ada.
Berdasarkan
pengamalan, sebaiknya melewati jalur ini saat pagi hingga siang, atau saat
matahari masih disebelah timur guna mendapatkan pencahayaan yang lebih baik dan
capture shoot bisa lebih luas. Apabila sore hari, pencahayaan sedikit terganggu
dan terhalangi oleh bukit dinding jalan sehingga agak gelap dan agak susah
mendapatkan capture yang lebih luas.
Sangat
disarankan bagi para bikers atau yang hobi turing dengan R2, untuk
memperhatikan laju motor anda. Mengapa? Bila anda asyik memacu motor dan
terinpirasi para rider motogp, jangan kaget bila tiba-tiba ada kendaraan muncul
didepan anda. Dijalan ini, banyak dijumpai blindspot dari balik dinding tebing serta
lebar ruas jalan lebih kurang kisaran 5-6meteran. Anda tak mau khan celaka
khan? Bukankah bila selama turing, apabila anda menghargai hak penguna jalan
yang lain akan semakin membuat perjalanan anda
Rutenya?
Keluar dari kota Ponorogo, ambil jalur kanan pada pertigaan. Lurus atau ke kiri
ke Kota Trenggalek, belok kanan. Sebagai penanda, ada pom bensin dipertigaan
tersebut.
Ambil jalur ke
arah Slahung, nama salah satu kecamatan di sebelah selatan Kab Ponorogo, bila
menemui pertigaan besar, ambil dan belok kanan. Menuju kota Pacitan. Bila anda
lurus, anda akan langsung menuju daerah Tulakan dan Ngadirojo, kecamatan di
pacitan bagian timur dan selatan. Namun kondisi trek dan jalur belum bisa saya
informasikan lebih lanjut. 10 tahunan lalu saya pernah melewati jalur ini yang
berupa jalanan beraspal, makadaman serta tanjakan curam. Tentunya kondisi jalan
sudah beda.
Setelah melewati
Slahung, rute akan menikuti kontur bukit dan mengikuti alur sepanjang sungai
Grindulu, anda akan melewati cascade Gemaharjo – Transit bus dan mikrolet - ada
pertigaan besar/utama, anda lurus saja ke selatan. Sebelumnya, transit bus dan
mikrolet, Anda akan menjumpai tugu perbatasan kab Pacitan dan Kab Ponorogo baik
yang lama dan yang baru.
Sampai di Tegalombo, ikuti jalur ini, melewati pasar hingga jembatan besar. Diujung jembatan, ambil jalur/belok kiri. Ikuti jalur ini, hingga anda menuju Kota Pacitan. Di Pacitan Kota, anda akan berada di Perempatan penceng yang menghubungkan Jl Ahmad Yani (Jalur ke Klayar-Solo-Jogja disebalah barat), Jl Gatot Subroto (Jalur Ke Pantai Teleng Ria, Srau, disebelah selatan), Jalur ke timur ke Pasar dan Jembatan Arjowinangun dan jalur JLS serta jalur utara dari/ke Ponorogo.
Dari spot ini anda bisa menentukan mau ke Pantai
mana saja.
Bila ambil Jl
Gatot Subroto, anda akan melewati Rumah Kediaman SBY di sebalah kanan jalan
sebelum Pantai Teleng Ria, Pantai Teleng Ria, Pantai Srau, Pantai Watu Karung,
Wisata Susur Sungai Maron. Setalah Maron, disarankan ambil rute balik ke kota.
Walau apabila anda terus bisa tembus ke Pantai Ngiroboyo dan Pantai Klayar,
melihat kondisi medan yang masih ala kadarnya, serta tanjakan disertai tikungan
tajam. Namun bagi anda yang suka tantangan medan sukar, silahkan terus.
Bila ambil jl.
Ahmad Yani anda akan menuju daerah Punung. Disini, ada penunjuk arah ke Pantai
Klayar, Gua Tabuhan (Satu rute) hingga daerah Kalak lantas belok kanan bila ingin
ke Klayar. Bila terus anda akan menuju jalur selatan Srau tadi. Dari Klayar,
anda bisa ke Pantai Mbuyutan dan juga Banyu Tibo yang lokasinya disebelah barat
Pantai Klayar. Setelah di Banyu Tibo anda bisa balik arah melewati rute semula atau
terus melanjutkan perjalanan ke arah Pracimantoro. Bila belok kiri anda ke
Wonosari, Jogja bila belok kanan kembali ke Pacitan Kota.
Bila ambil
jalur kearah timur, anda akan melewati Jembatan Arjowinangun, anda akan
menjumpai pertigaan kecil setelah terminal mikrolet.
Bila
memutuskan melalui JLS anda belok kanan, dan ikuti jalur. Jalur ini nanti
tembus Lorok – Panggul – Trenggalek. Sepanjang jalur ini anda akan melewati
beberapa pantai di Pacitan Timur, sebut saja Pantai Pidakan dan Watu Bale di
Jetak, lalu Pantai Soge dan Jembatan Soge, Pantai Tawang, Pantai Taman
Ngadirojo. Selain itu, ada pula Pantai Kunir,
PLTU Panggul, dan Pantai Pelang.
Bila
memutuskan tak ambil jalur JLS anda akan melewati rute perbukitan. Rute ini
akan membawa anda melewati daerah Tulakan. Dipasar Tulakan, belok kanan ke Arah
Ngadirojo/Lorok. Bila terus anda akan terhubung ke Tegalombo dan Slahung.
Nantinya kedua rute ini akan bertemu di Lorok
selatan didaerah Hadiwarno. Dari arah utara, bila Ke kanan anda ambil
jalur JLS bila ke kiri ke arah Panggul dan Trenggalek.
Pada bagian kedua dan ketiga, postingan akan membahas pesona wisata Pesona Pantai Pacitan dari ujung barat hingga ujung timur. Nantikan postingan selanjutnya...
Semoga Bermanfaat dan terima kasih sudah membaca..
Jo fl - pelaku solo turing.
TURING saya lakukan sendirian selama libur tahun baru 2016 dan libur lebaran tahun ini. Turing menggunakan Yamaha VIXION dan berbekal kamera dari SONY cybershoot plus lenovo.
ikutan donk
BalasHapusTrip 17 mau ngopi di dpn Soge lagi or ngeDome di Ranu Gumbolo? Wkwkwk
BalasHapusCoba cari sunset di Ranu Gumbolo
HapusPantai Soge sekarang lebih rame dibanding Pantai Taman. Apalagi kalo'lebaran kedua.... Hadeh... kemriyek...
BalasHapussaya lebih suka menikmati moment dari atas bukit puring.. membawa makanan kecil.. minuman dan pemandangan terasa lapang.. kalau tidak, cukup cari warkop pinggir jalan yang sepu di sekitar jembatan soge.. untuk menikmati senja..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus