Tahun Baruan
Lebih terasa tanpa Brong-brong deru mesin
Gelaran pesta tahun baru
dibeberapa kota kali ini terasa lain tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Demam Car Free Night (CFN) yang
didengungkan oleh Jokowi di Jakarta ternyata menular ke beberapa kota kecil
salah satunya Sidoarjo. Sidoarjo, salah
satu kota/kabupaten penyangga kota Surabaya ternyata lebih berani dalam
mengelar acara tahun baruan dengan konsep kawasan non kendaraan daripada
Surabaya.
Gemericik gerimis yang melanda Kota Udang tak membuat
animo Masyarakat Sidoarjo Surut. Sejak petang jajaran Polres Sidoarjo sudah
aktif menata arus lalulintas baik yang dari arah Selatan (Pandaan – Malang ),
arah barat (Krian – Sukodono) maupun dari arah utara (Surabaya). Bahkan petugas
tak segan untuk menilang para pelanggar ketertiban lalu lintas seperti yang
terlihat di bundaran Taman Pinang – GOR Gelora Delta. Alhasil, kerasnya bunyi brong-brong knalpot dan deru mesin
hampir tidak terdengar dijalan Pahlawan. CFN di Sidoarjo sendiri berlansung sejak
pukul 18.00 hingga pukul 01.00 dini hari.
Beberapa warga Sidoarjo pun sejak pukul 21.00 WiB sudah
banyak yang bergerak ke arah Alun-Alun Pemda.
Sebagian warga malahan sibuk mencari tempat aman untuk memarkir
kendaraan di sekitar lokasi kemudian asyik berjalan-jalan, bercanda gurau denga
famili dijalanan yang sudah steril dari kendaraan bermotor. Tak jarang beberapa remaja dan kaum paruh baya
datang dengan sepeda angin mereka. Sesuatu yang langka pada perayaan Tahun Baru
terlebih di pusat kota/pemerintahan yakni kawasan memanjang mulai Jl Ahmad
Yani, Jl. Gubernur Suryo, hingga Jl Cokro Negoro.
Sementara itu, sekitar pukul 23.00 WIB, arus lalu lintas
yang diarahkan melalui belakang Lapas Sidaorjo sudah penuh sesak. Hal yang sama
terjadi di depan Alun-alun kota. Banyaknya motor yang berhenti di jalan raya
sempat membuat kerepotan petugas polisi. Lantas, dengan sigap para petugas
segera meminta dengan tegas para pengendara untuk pindah lokasi parkir yang
aman.
Suasana semakin “beda” semakin terasa, kala satuan Polwan
berpatroli dengan sepeda angin sambil mengenakan atribut tahun baru seperti
topi kerucut dan terompet kecil. Anak-anak kecil asyik bermain kejar-kejaran
dengan riangnya. Tak luput juga, hiburan
live music di dalam area Alun-alun, yang menghadap ke
arah Pendapa Kabupaten tiada henti menghibur warga Sidoarjo. CFN sendiri secara
tidak langsung memberikan kesan lapang buat pengunjung, tidak uyel-uyelan, bebas polusi suara juga
bebas asap kendaraan.
Suasana semakin riuh kala pancaran dan letusan kembang
api dari arah BTN Sidoarjo yang berdiri tepat didepan Alun-alun kota mulai
bertaburan. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 23.50an. alias masih beberapa menit menuju tengah malam. Sontak pesta kembang api kali ini
membuat pengendara sibuk mengabadikan moment tersebut. Tak jarang bunyi
terompet dan klakson pengendara menyambut pesta tersebut.
Seolah tak mau kalah dengan pesta kembang api milik BTN,
tepat 24:00 Pemkab Sidoarjo juga berpesta kembang api. Bahkan dentuman suara
letusan dan pijaran lebih memukau. Sontak warga yang sebelumnya memadati
jalanan depan alun-alun segera berpindah lokasi ke arah Pendopo. Kembang api
milik Pemkab Sidoarjo menghiasai langit selama sepuluh menit.
Sekitar 00:15 setelah pesta kembang api usai, warga mulai
berduyun-duyun meninggalkan area CFN. Ada yang melanjutkan dengan konvoi tanpa
deru knalpot brong ada pula yang asyik duduk-duduk dibeberapa kedai yang
berdiri disekitar kawasan tersebut.
Patut diacungi jempol kinerja satuan keamanan kala lalu lintas kembali
normal dan lenggang saat memasuki pukul 01.00 dini hari.
Mungkin satu saja yang perlu diperhatikan terutama oleh
pihak event organizernya yakni perlu adanya Count
Down Timer sehingga seluruh warga yang berkerumun bisa berharap, berdegup
dan seirama saat detik pergantian tahun terjadi. Seolah membuat seluruh elemen
kompak. Hal tersebut sepertinya hampir
ditiadakan padahal di kawasan tersebut terdapat penunjuk waktu digital, sungguh
sangat disayangkan bila tidak dioptimalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar