Mau Ambil Hati Direksi
Satu rahasia mengapa Sir Alex bisa mapan dibanding dengan
para manager lain dikancah kompetisi seketat EPL ialah kemampuannya melunakkan
hati para Petinggi di Old Trafford. Dengan kata lain, Sir Alex mampu “menggambil
hati” para petinggi United alias he he he agak sedikit “pinter ngatok”. Saya
bisa berkomentar begitu lantaran, sejatinya apa yang dicita-citakan klub tidak “semata”
berbicara gelar saja. Lho koq..? memang sejatinya dan sering kali dihembuskan
media bila klub Old Trafford itu sangat berambisi menjadi yang terbaik dalam
berbagai kompetisi tapi ada “keinginan” yang lebih besar dan juga penting.
Yakni “masa depan dan ekonomi klub” dalam jangka panjang.
Sah-sah saja kalau anda beranggapan opini saya salah..
dan sah-sah saja bila saya beropini demikian. Lantaran saya sendiri sudah
mengikuti perkembangan MU sejak tahun 1990an, saya ingat pertandingan pertama
yang saya tonton yakni saat Final FA Cup 1990 melawan Crystal Palace. BIntang
MU kala itu sang kapten Marvel yakni Brian Robson. Kemenangan saat Final Winners
Cup 1991 saar mengalahkan Barcelona membuat saya semakin jatuh hati ke klub
dengan nama awal Newton Heath ini. Oke, saya tidak akan beradu statistic dan
data-data akurat dengan anda, 22 tahun merupakan waktu yang lama dan terlalu
banyak hal mesti dihafal dengan otak saya.. tapi ini sekilas saja kit BERBAGI
informasi
Masa Awal Karir.. Gak Menjanjikan
Saat pertama kali Fergie, Gelar Sir baru didapatnya tahun
1999/2000 setelah memenangi Trebel Winner 1999. David Beckham juga mendapat
gelar kebangsaan pada saat bersamaan tapi masih dibawah Sir.. David sendiri
dapat MBE atau OBE.. saya juga tidak ingat betul.. Saat pertama kali Fergie
tangani Old Trafford, akhir tahun 1986, mampu membawa finish klub tersebut di
tempat kedua, dua tahun berikutnya, malah semakin jauh dari sasaran United
terlempar dari sepuluh besar, dan menempati urutan ke 13 ditahun ketika dia
menanggani. Tapi Posisi Fergie aman-aman saja. Karena Fergie mampu menyakinkan
pihak Old Trafford “the best is yet to come”.
Jujur saja, Fergie sendiri sudah
memboyong beberapa nama tenar di Inggris, mulai dari Bek tinggi besar Steve
Bruce, Paul Parker, Brian Mclair dsb. Selain itu, Fergie sadar, bahwa dengan meyakinkan klub untuk Investasi
di bibit muda, “Class of 92” sudah ditangan Fergie waktu itu, Fergie mampu
melunakkan petinggi Old Trafford untuk tidak mendepaknya. Bisa jadi alasannya,
Klub ingin hasil maksimal dengan budjet minimal.. dan Fergie pun tahu keinginan
klub untuk survive. Dia dasarnya suka sedikit gambling dengan mengandalkan
mayoritas pemain muda deibanding pemain jadi atau senior. kebiasaan ini
memantik komentar miring dari seorang manajer papan atas EPL dengan “You can’t
win anything with Kids Fergie”. Sangatlah beralasan bilamana Manager tersebut
berkomentar begitu, EPL termasuk ajang kompetisi yang kejam terutama buat para
pemain muda. Media di tanah Ratu Elizabeth inipun juga terkenal “lidah tajam”
lantaran bilamana pemain berbuat ulah baik didalam atau diluar lapangan, apalgi
bila sampai merugikan Negara mereka, siap-siap mereka menjadi “PUBLIK ENEMY #1”.
Sekali lagi Fergie berhasil melunakkan petinggi klub kala
klub meminta dia memilih jual pemain dulu dan beli baru kemudian. Apalagi
United masih belum termasuj klub kaya. Fergie pun tidak keberatan anak asuhnya
menjadi komoditas iklan apparel sepakbola demi memenuhi keinginan klub yang
tidak lain ialah “UANG”.
Lihat saja, Beckham, Giggs, Scholes, Neville, Butt yang
dimotori oleh Eric “The King” Cantona mulai menjajal gemerlapnya selebritas
komersial produk. Tapi diantara semua
Beckham-lah yang paling bandel dan keterusan berkecimpung didunia seleb hingga
membuat Sir Alex berang.
Setelah Fergie mampu berprestasi dengan merebut gelar
demi gelar EPL, Dia tetap saja masih “melunakkan” hati para petinggi Old
Trafford. Apalagi dalam 26 tahun kepemimpinannya, MU hanya mampu menjuarai
pentas Liga CHAMPION 2 kali saja.. kedua-keduanya kental dengan “unsur” luck
dan sisi magis yang tinggi. Tapi kenapa koq masih dipertahankan?...
Ya selama itu Fergie mampu menjaga performa United di
papan Atas, di EPL selalu mendapat jatah ticket Liga Champion. semua tahu khan
bila mana bisa tembus di babak utama, dipastikan mendapat “UANG” yang tidak
sedikit. Minimal bila pemasukan sedikit, nama merk UNITED selalu ada tiap
tahun. Tentang Prestasi, nomer dua.. Uang dulu lebih utama.. tidak heran United
selalu masuk ke jajaran TOP THREE klub terkaya didunia. Coba kita bandingakan
dengan Barcelona dan Madrid yang lebih banyak mengoleksi Juara, MU hanya 3
kali.. apalagi bila dibandingkan dengan AC MILAN yang lebih banyak menjuarai,
Milan masih kalah jauh dari kekayaan MU.. tak heran, konsistensi yang berujung
pada pemasukan yang stabil membuat posisi Sir Alex mapan.
Mau bermusuhan dengan Fan Setia
Fakta lain, Fergie mau menyetujui beberapa kebijakan klub
yang bisa “merugikan” atau “menurunkan” kesolidan klubnya asalkan Klub bisa “Happy”.
Hal ini bisa dilihat dengan kasus hengkangnya Beckham, Nistelrooy, dan terakhir
Cristiano Ronaldo dengan harga yang tidak murah. jujur sebagai pelatih di dunia
ini, siapa yang mau kehilangan pemain dengan caliber seperti mereka.. hanya
seorang Fergie yang mungkin mau.. Selain itu, Fergie mau-mau saja kebijakan
klub yang membatasi margin pembelian United. Sejauh ini yang paling mahal
hanyalah Rio Ferdinand, Juan Sebastian Veron dan Ruud Van Nistelrooy selain
itu, semua dibawah harga margin.
Terkadang, Fergie juga bersedia berseberangan dengan
keinginan Fan.. demi jajaran Direksi. Masih Ingat saat Malcolm Glasser membeli
United dengan dana “Utang” fan united berang sekali, mereka menghujat keluarga
Glasser yang duduk diposisi-posisi tertentu.. tapi Fergie malah merangkul pemilik
dan siap menangung Utang SEGUNUNG..
Bandingkan pula beberapa pelatih TOP yang mungkin lebih
berprestasi yang didepak oleh klub lantaran tidak bisa mengambil hati direksi.
Sebut saja Vicente Del Bosque yang memberikan gelar Liga Champion ke Madrid
dalam waktu yang lebih pendek, atau Mancini kala menangani Inter, atau Fabio
Capello yang mbalelo saat menangani timnas Inggris.
Hal ini sepertinya yang ditiru oleh Arsene Wenger dengan “tunduk”
pada kebijakkan klub asalkan klub untung lebih banyak. Sah-sah saja klub
berpikiran begitu, bila tidak bisa mendapat prestasi, asalkan mampu
mendatangkan sisi komersial tinggi pasti Direksi Klub akan pikir-pikir
mendepaknya. terlebih, Sekarang banyak klub yang jor-joran beli pemain demi
gelar.
Gelar No 2 #1 UANG
Well sekarang sudah berbeda, tujuan klub tidak lagi
prestasi, melainkan tetap eksis dengan pemasukan besar.. sepertinya hadiah uang
juara hanyalah “bonus”, rating klub, hak siar tiap pertandingan, sponsor serta
market supporter yang menglobal sudah menjadi PRESTASI yang tidak kalah hebat..
Tak heran Sir Alex bisa langgeng.. adakah yang mau meniru langkahnya?...
Sebagai Oleh-oleh Ini Wallpaper Kesuksesan Alex Ferguson
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus