Image Resource: Google Search Image
|
Salah satu masalah besar yang seringkali dihadapi kota
metropolis. Masalah ini seringkali dijadikan alat pendulang suara pada ajang
pemilihan kepala daerah khususnya kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung
dsb. Akan tetapi, hingga saat ini, masalah ini belum juga kunjung selesai atau
terpecahkan sehingga banyak sekali berdampak pada semua pihak biasanya pelaku
bisnis dan masyarakat penguna jalan raya.
Sekedar urun rembuk saja dan juga bukannya mau sok
pinter, siapa tahu apa yang ada dikalangan umum belumlah seratus persen
terpikirkan. Kedua, berhubung dengan tujuan diatas oleh karena itu, saya tidak
cantumkan atau sertakan beberapa data empiris dan eksakta tentang ini itu,
sekali-kali, penulis tidak mau dikatakan keminter..
Masalah macet itu bukanlah hanya sekedar masalah tentang berapa
banyaknya sarana tranportasi, berapa lebar dan ruas jalan yang ada, berapa
jumlah pak polisi yang mengatur lalu lintas.. itu semua hanyalah hal yang
terlihat dipermukaan. Bagaimanakah dalamnya?.. sangat dalam dan sepertinya
menyeluruh. menyangkut segala aspek.. karena macet itu layaknya permainan
DOMINO alias saling terkait satu dengan yang lain.. bila salah menempatkan
kartu maka kartu kita yang lain tidak bisa jalan. bukan begitu?..
Macet Ini bukanlah masalah sepele, tapi bila tidak dicari
solusi yang tepat dan melihat akar pemasalahannya maka saya rasa beberapa kota
besar akan menuai akibat lebih fatal dalam kurun 10-25 tahun mendatang.
Mari kita berpikir sejenak dan renungkan..
Image Resource: Google Search Image
|
Produksi Kendaraan
Bermotor terus meningkat
Bilamana Negara ini memberikan ruang bagi industry otomotif
seluas-luasnya dalam memproduksi kendaraan pribadi (mobil/motor) dengan Goal
ingin mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomis, maka berapa banyak kendaraan
yang ada tiap tahun?... bisa dibayangkan satu produsen motor memproduksi sekian
ratus ribu motor? kalikan saja dengan berapa banyak produsen motor yang ada
dinegara ini? ditambah dengan produksi industri mobil baik yang asia, eropa,
Amerika dan?.. bisa dibayangkan jumlahnya?...
Belum lagi, para pihak ATPM atau lembaga penjamin kredit
berlomba memberikan berbagai kemudahan untuk mencapi target penjualan mereka.
Rata-rata mereka ditarget bisa menjual 1000 kendaraan bermotor sebulan. tinggal
kalikan saja berapa lembaga penjamin kredit motor yang ada disatu kota, kalikan
juga angka dalam setahun?... bisa didapatkan jumlahnya?...
belum lagi, kita tidak ada “kuburan motor/mobil” atau
tidak ada “disassembly” unit. Wuihhhh.. banyak sekali?.. serta larangan usia
kendaraan bermotor yang boleh lalu lalang dijalanan..
Setelah itu coba dibandingkan dengan jumlah atau
kapasitas jalan raya yang ada?.. apakah memadai? bila sudah mentok pastinya solusi
yang diunggulkan hanya pelebaran jalan alias mengurangi lahan entah itu
pemukiman, lahan hijau, atau bahkan area pertanian yang menyokong kebutuhan
pangan kita seperti yang terjadi pada pembebesan lahan untuk Toll atau ring
road… bukankah hal itu merusak ekosistem?...
Lahan luas tapi
minim Produksi pangan..
Sekarang mana yang
lebih penting, mengurangi lahan untuk makanan kita atau menambah jumlah
motor/mobil yang ada dijalan raya?... toh paling-paling yang bisa kita
dengungkan.. IMPOR Beras! lho apakah hal
itu bijaksana???? Apabila melihat luas lahan yang Negara ini miliki?.. bukankah
kita merupakan Negara dengan luas wilayah daratan yang tergolong besar?... tapi
koq ya masih saja mengimpor Beras sebagai sumber makanan rakyat ini pada Negara-negara
yang notabene luas wilayahnya lebih sempit dari Negara kita… MAlu lagi!!! TOh
paling-paling yang kena sorot.. GImana tuh jajaran pengatur negaranya???...
Image Resource: Google Search Image
|
Belum lagi, pada saat pelajaran sekolah kita dikenal
sebagai Negara GEMAH RIPAH LOH JINAWI.. yang kita banggakan ke anak didik kita
tapi koq ya masih saja.. Beli pangan dari Negara lain, masih kalah dalam
produksi pangan dari Jepang misalnya.. padahal mereka juga makan nasi tapi luas
wilayahnya?... tidak seluas Negara kita…
Image Resource: Google Search Image
|
Selain itu, coba berapa kali masyarakat kecil tergusur
dari kota saat pembebasan lahan untuk penambahan atau perluasan akses
tranportasi ini. Padahal mereka juga merupakan pembawa budaya khas dan kultur
suatu kota.
Image Resource: Google Search Image
|
Banyak bangun
jalan banyak keluar duit
Setelah lahan semakin terkikis untuk kebutuhan sarana
jalan raya, masalah lain akan muncul. PEMBEKAKAN BIAYA! Coba berapa banyak duit
yang kita keluarkan untuk pemeliharaan aspalnya? berapa banyak yang kita
keluarkan untuk sarana penerangan jalan raya plus beban listrik yang diperlukan
dan harus disediakan?.. serta yang paling utama, berapa M atau bahkan T yang
diperlukan untuk membangung jalan baru, ring road, toll dsb…? ujung-ujungkan
kas daerah atau Negara selalu keluar untuk masalah satu ini..
Image Resource: Google Search Image
|
Image Resource: Google Search Image
|
Image Resource: Google Search Image
|
Kalau boleh menyarankan..
Sebaiknya pemerintah membatasi jumlah produksi kendaraan
yang ada. Pemerintah juga seharusnya menertibkan kemudahan dalam mendapatkan
kendaraan. Perluasan jalan atau pembangunan jalan raya baru juga seharusnya
lebih bijak dalam memilih lahan. jangan sampai menggunakan lahan produktif yang
nantinya bisa mengurangi atau bahkan mematikan supply stok pangan kita. Bilamana
tidak ada altenatif lain, fungsi lahan tersebut seharusnya diganti, setidaknya
ada rencana atau pemikiran pencarian lahan baru sehingga produksi pangan tetap
terjaga. Dampaknya, Ujung-ujungnya duit lagi yang keluar untuk beli makanan
buat bangsa ini?.. sudah berapa kali duit keluar untuk hal ini?...
Hal ini semata-mata untuk mengurangi beban kota terhadap
kuantitas kendaraan dimasa mendatang.Mengenai teknis pelaksanaanya, saya rasa para wakil
rakyat dan pejabat Negara bisa koq bila mau memperhatikan hal ini.. mereka khan
dipilih rakyat karena kapabilitasnya bukan?...
Mari berpikir sejenak untuk jangka panjang Negeri Ini..
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar